Jakarta, Purna Warta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia akan membeli tambahan barang impor dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 18-19 miliar. Langkah ini merupakan bagian dari negosiasi atas kebijakan tarif impor sebesar 32% yang diberlakukan kepada Indonesia oleh Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kebijakan Tarif Trump 32 Persen Berdampak Tidak Langsung ke Sektor Properti Indonesia
Airlangga menjelaskan bahwa rencana tambahan impor ini ditujukan untuk mengurangi defisit perdagangan AS terhadap Indonesia. Secara teknis, menurutnya, komoditas yang akan diimpor telah dipersiapkan.
“Rencana Indonesia untuk mengkompensasikan delta daripada ekspor dan impor yang besarannya US$ 18-19 miliar. Oleh karena itu, secara teknis sudah dipersiapkan komoditasnya,” kata Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Ia menegaskan bahwa impor tambahan dari AS akan tetap mempertimbangkan kebutuhan dalam negeri.
“Indonesia akan beli barang dari AS sesuai dengan kebutuhan Indonesia,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menuturkan bahwa pembelian barang dari AS kemungkinan dilakukan secara bertahap. Tujuannya adalah untuk memperbaiki neraca perdagangan antara kedua negara.
“Konteksnya balance deficit, pasti harus dihitung di neraca perdagangan. Intinya kita meningkatkan pembelian barang dari AS untuk menutup defisit. Defisit kan sekitar itu, sekitar 18 bulan,” ucap Susiwijono.
Meski demikian, pemerintah belum merinci secara pasti barang apa saja yang akan dibeli dari AS dalam skema tambahan impor ini. Namun sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah mengarahkan agar impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan Liquefied Natural Gas (LNG) dari AS ditingkatkan.
Baca juga: Danantara Masih Belum Danai Proyek Hilirisasi Batu Bara
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut bahwa peningkatan impor LPG dan LNG dari AS merupakan bagian dari negosiasi atas kebijakan tarif timbal balik sebesar 32% yang diterapkan kepada Indonesia.
“Maka kita diperintahkan oleh presiden untuk melihat potensi-potensi apa saja yang bisa kita beli barang dari Amerika. Nah ini dalam exercise kita lagi menghitung,” kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).