Ramallah, Purna Warta – Pasukan Israel telah menembak mati seorang pria Palestina, sehingga jumlah orang yang tewas dalam konflik tahun ini menjadi 100 orang, kebanyakan dari mereka adalah warga Palestina.
Yazan Omar Jamil Khasib, 23, yang dibunuh oleh pasukan Israel di dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, menjadi korban tewas ke-100 tahun ini akibat konflik yang berakar pada pendudukan Israel di Palestina selama beberapa dekade.
Baca Juga : Iran Respon Keras Pernyataan Swedia mengenai Gembong Teroris
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan kematian Yazan Omar Jamil Khasib, 23, yang meninggal setelah pendudukan (Israel) menembaki dia Jumat (17/3) di pintu masuk utara kota Al Bireh”dekat Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki.
Tentara Israel mengatakan, “Tentara melihat seorang tersangka dan memintanya untuk mengidentifikasi dirinya. Tersangka mengeluarkan pisau dan mendekati pasukan yang membalas dengan melepaskan tembakan”.
Sejak awal tahun, konflik yang timbul akibat pendudukan Israel selama puluhan tahun di Palestina telah merenggut nyawa 87 warga Palestina, termasuk anak-anak.
Pada bulan Januari, pasukan Israel membunuh setidaknya 10 warga Palestina di Jenin dalam satu hari — serangan militer tunggal paling mematikan di wilayah pendudukan dalam dua dekade.
Tiga belas orang dewasa dan anak-anak Israel, termasuk anggota pasukan keamanan dan warga sipil, dan satu warga sipil Ukraina juga tewas selama periode yang sama, menurut penghitungan AFP berdasarkan sumber resmi dari kedua belah pihak. .
Gelombang kekerasan mematikan terbaru mengikuti kembalinya Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri Israel, yang memimpin pemerintahan yang menurut pengamat adalah sayap paling kanan dalam sejarah negara itu.
Baca Juga : Mantan PM Israel Olmert Desak para Pemimpin Dunia Boikot Netanyahu
Lebih dari 700.000 pemukim ilegal Israel sekarang tinggal di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur yang diduduki — wilayah yang direbut oleh Israel pada tahun 1967.
Koalisi baru Netanyahu, yang mulai menjabat pada akhir Desember, didominasi oleh politisi garis keras dan ultranasionalis yang memiliki hubungan dekat dengan gerakan pemukiman ilegal.