Israel Umumkan Penutupan Total di Tepi Barat di Tengah Serangan yang Meningkat

Lokdown

Al-Quds, Purna Warta – Israel telah memberlakukan penutupan total di wilayah pendudukan Tepi Barat, seiring dengan intensifikasi serangan militer rezim itu di seluruh wilayah Palestina yang diduduki.

Baca juga: Pakistan Peringatkan “Konsekuensi Mengerikan” dari Dukungan Barat terhadap Rezim Israel

Pengepungan Israel berlanjut untuk hari ketiga pada Minggu, ketika militer Israel menutup pintu masuk kota dan desa dengan gerbang besi dan penghalang beton.

Selain menutup akses kota dan desa, pasukan Israel juga sangat membatasi pergerakan warga Palestina dengan memasang pos pemeriksaan (checkpoints).

Agen berita Palestina, Wafa, melaporkan bahwa militer Israel meningkatkan kehadirannya di kota-kota Tepi Barat seperti el-Bireh dan Ramallah.

Pos pemeriksaan ketat juga menghambat mobilitas di Nablus, al-Khalil, Qalqilya, dan Lembah Yordan, di mana aktivitas para petani dan pengangkutan hasil panen mereka terganggu.

“Penutupan yang terus berlangsung telah melumpuhkan kehidupan sehari-hari di seluruh Tepi Barat, sangat membatasi mobilitas, membatasi akses ke layanan penting, dan berdampak pada aktivitas ekonomi,” lapor Wafa mengutip sumber-sumber.

Warga Palestina melaporkan bahwa upaya mendekati pos pemeriksaan di beberapa tempat mendapat respons tembakan langsung dari tentara Israel, sementara di tempat lain digunakan granat kejut dan gas air mata.

Ada banyak laporan tentang korban luka dalam beberapa jam terakhir. Misalnya, di kamp pengungsi Tulkarem, seorang remaja berusia 16 tahun dilaporkan ditembak di kaki oleh pasukan Israel.

Pasukan rezim juga melakukan operasi malam hari di Tepi Barat, menangkap setidaknya 15 orang.

Ambulans kesulitan menjangkau korban luka karena pergerakan mereka juga terhambat.

“Bahkan saat kami mendapat izin militer Israel untuk bergerak, kami harus ditahan di pos pemeriksaan selama tiga hingga empat jam sebelum diizinkan lewat,” kata Fayez Abdel Jabbar, sopir ambulans. “Pagi ini (Sabtu), seorang wanita terpaksa menunggu tiga jam di satu pos pemeriksaan. Satu-satunya cara kami berfungsi sekarang adalah dengan memindahkan pasien dari satu ambulans ke ambulans lain di pos pemeriksaan ini.”

Sebelum serangan Israel baru-baru ini, perempuan hamil Palestina sudah melaporkan bahwa pos pemeriksaan bisa menjadi soal “hidup dan mati”.

Baca juga: 15 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Lokasi Bantuan GHF yang Didukung AS di Gaza

Sementara itu, di beberapa daerah di Tepi Barat, tentara Israel juga mengusir puluhan keluarga dari rumah mereka dan menjadikannya pos militer.

Warga Palestina di Tepi Barat mengatakan tindakan Israel ini bertujuan untuk menganeksasi tanah mereka dan memperluas permukiman ilegal.

Sejak Januari tahun ini, serangan Israel terus berlangsung di tiga kamp pengungsi di wilayah Jenin dan Tulkarem di Tepi Barat.

Pasukan Israel telah membunuh sekitar 1.000 warga Palestina, lebih dari 200 di antaranya anak di bawah umur, sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *