Jakarta, Purna Warta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berupaya melobi pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota pendamping jemaah haji Indonesia. Ia menilai bahwa komunikasi selama ini mengalami kendala, terutama terkait bahasa.
Baca juga: Menteri ESDM Ubah Status Pengecer LPG 3Kg Jadi Pangkalan
“Jadi sebetulnya kita lobi sekarang ini adalah penambahan pendamping. Karena kalau Arab Saudi yang menjadi pendamping orang Indonesia, pertama ada kesulitan dari segi bahasa,” kata Menag RI tersebut usai peresmian Kuil Murugan di Daan Mogot, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (2/2/2025).
Nasaruddin menekankan bahwa pendamping jemaah haji sebaiknya berasal dari negara asal jemaah itu sendiri. Oleh karena itu, Kementerian Agama (Kemenag) sedang bernegosiasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk mendapatkan tambahan kuota pendamping.
“Jadi alangkah baiknya kalau pendamping mereka itu dari asal mereka berada. Nah, itu yang kita lobi supaya ada penambahan,” ucapnya.
Selain itu, Kemenag juga tengah membahas kebijakan mengenai pembatasan usia jemaah haji yang berusia 90 tahun ke atas. Nasaruddin menilai bahwa kondisi fisik seseorang tidak selalu dapat diukur hanya berdasarkan usia.
“Ya, kami juga wacana kan ke situ. Jangan kita dibatasi berdasarkan faktor usia, tetapi berdasarkan faktor kesiapan hati dan kemampuan,” ujar Nasaruddin.
Baca juga: Coding dan AI Jadi Mata Pelajaran Pilihan di Sekolah Mulai 2025/2026
Ia mencontohkan bahwa ada lansia berusia di atas 90 tahun yang masih bugar, sementara ada juga jemaah yang lebih muda namun sudah memerlukan bantuan kursi roda.
“Ada orang di atas 90 tahun tapi seger, ada orang di bawah 60 tahun tapi pakai kursi roda. Jadi itu agak relatif ya kan,” imbuhnya.