Damaskus, Purna Warta – Pesawat tempur Israel telah menyerang bekas barak dan pos terdepan tentara di dekat Damaskus dan Suriah selatan, dalam serangan udara terbaru terhadap infrastruktur militer negara tersebut setelah jatuhnya Bashar al-Assad.
Sumber keamanan Suriah mengatakan beberapa serangan udara menghantam lokasi militer di kota Qatana, Provinsi Rif Dimashq, Damaskus sementara sedikitnya tujuh serangan lainnya menargetkan lokasi militer dan komando Divisi Pertama di kota al-Kiswah, yang terletak sekitar 13 kilometer (8 mil) selatan Damaskus, pada Selasa pagi.
Baca juga: Militer Israel Kembangkan Alat AI Mirip ChatGPT untuk Memata-matai Warga Palestina
Tidak ada laporan langsung yang tersedia mengenai kemungkinan korban atau tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Selain itu, sedikitnya enam serangan udara menghantam posisi militer milik bekas Resimen Artileri 89 milik tentara Suriah di sekitar kota Jabab di utara Dara’a.
Sedikitnya delapan serangan lainnya menghantam pangkalan Brigade ke-12 di kota Izraa di provinsi Dara’a. Tidak ada korban yang dilaporkan sejauh ini.
Di tempat lain di desa Maariyah, yang terletak di tepi barat provinsi Dara’a, pasukan Israel melancarkan serangan darat. Faksi militan, yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham, menggulingkan pemerintahan Assad pada 8 Desember 2024.
Sejak runtuhnya pemerintahan Assad, militer Israel telah melancarkan serangan udara terhadap instalasi, fasilitas, dan persenjataan militer milik tentara Suriah yang sekarang sudah tidak ada lagi.
Israel telah dikutuk secara luas karena mengakhiri perjanjian gencatan senjata tahun 1974 dengan Suriah, dan mengeksploitasi kekacauan di negara Arab tersebut setelah jatuhnya Assad untuk melakukan perampasan tanah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengutuk serangan Israel yang terus berlanjut di dalam wilayah Suriah dan pelanggaran yang terus berlanjut di dalam dan di sekitar zona penyangga yang dibuat sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata tahun 1974 dengan Damaskus.
Baca juga: Israel Bunuh Enam Warga Palestina di Gaza, Tiga di Tepi Barat yang Diduduki
Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 4 Maret bahwa tindakan Israel “tidak dapat diterima dan berisiko semakin mengacaukan situasi yang sudah rapuh, meningkatkan ketegangan regional dan merusak upaya menuju de-eskalasi dan transisi politik yang berkelanjutan.”
Zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang diduduki dibuat oleh PBB setelah Perang Arab-Israel tahun 1973. Pasukan PBB yang terdiri dari sekitar 1.100 tentara telah berpatroli di daerah tersebut sejak saat itu.