Tehran, Purna Warta – Pada hari pertama tahun baru, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, bertemu dengan ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat. Beliau menyoroti tradisi rakyat Iran yang memulai tahun baru dengan doa dan berkumpul di tempat-tempat suci sebagai bukti pendekatan spiritual bangsa terhadap perayaan Nowruz. Beliau menjelaskan bahwa doa dan keteguhan hati telah menjadi kunci kemenangan bagi kubu kebenaran sepanjang sejarah. Tahun lalu, menurut beliau, merupakan tahun kesabaran, keteguhan, dan munculnya kekuatan spiritual rakyat Iran.
Baca juga: Situasi Terkini Demonstrasi di Turki; Protes Mulai Menyebar
Ayatullah Sayyid Khamenei juga menyinggung kebencian global terhadap kejahatan rezim Zionis yang kejam. Beliau menegaskan bahwa bahasa ancaman terhadap bangsa besar Iran adalah bahasa yang tidak efektif dan gagal. “Bangsa-bangsa dan pusat-pusat perlawanan, termasuk rakyat Palestina, Lebanon, dan Yaman, dengan motivasi iman dan tekad batin mereka, terus melawan rezim Zionis yang korup dan zalim,” tambahnya.
Beliau juga menyoroti kegagalan musuh dalam menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai spiritual, seraya menyebutkan bahwa hari-hari ini bertepatan dengan peringatan Amirul Mukminin, Imam Ali (AS), simbol keadilan, ketakwaan, dan pengorbanan. Beliau mendorong rakyat Iran dan umat Islam untuk belajar dari ajaran Imam Ali melalui Nahjul Balaghah serta mendorong para pegiat budaya untuk mempelajari dan mengajarkan kitab yang agung tersebut.
Doa, Keteguhan, dan Kesabaran – Jalan Para Nabi
Ayatollah Khamenei menyebut malam-malam Lailatul Qadr sebagai kesempatan berharga untuk berdoa dan memohon kepada Allah, menekankan bahwa setiap jam di malam tersebut setara dengan seumur hidup. Beliau menegaskan bahwa doa, terutama dari kaum muda, dapat mengubah takdir individu maupun bangsa. Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, beliau menyatakan bahwa doa pasti akan dikabulkan, asalkan manusia tidak menghalangi sendiri terkabulnya doa mereka.
Beliau mengutip kisah Nabi Musa (AS) dalam menghadapi kesulitan, yang mana Allah menjanjikan kemenangan kepada Nabi Musa setelah ia menunjukkan keteguhan, kesabaran, dan harapan. Bani Israel, yang telah lama ditindas oleh Fir’aun, akhirnya menyaksikan kehancuran musuh mereka dengan mata kepala sendiri.
“Dalam perjuangan antara kebenaran dan kebatilan, kemenangan pasti berpihak pada kebenaran,” kata Pemimpin Revolusi, sambil mengingatkan bahwa dalam setiap perjuangan, ada harga yang harus dibayar—sebagaimana yang terjadi dalam Perang Pertahanan Suci (Perang Iran-Irak).
Beliau juga menyampaikan rasa hormat kepada para syuhada besar Iran dan Lebanon yang gugur tahun lalu. “Kesabaran dalam menghadapi musibah ini, serta keteguhan dan permohonan pertolongan kepada Allah, pada akhirnya akan membawa kehancuran bagi musuh-musuh kita, terutama rezim Zionis yang korup, zalim, dan jahat,” ujar beliau.
Baca juga: Gaza Kembali Dibombardir: Kisah Pengkhianatan AS-Israel
Pada tahun 1403 Hijriah Syamsiah (2024 M), rakyat Iran menunjukkan keberanian dan kekuatan spiritual mereka dengan berbagai aksi besar, termasuk upacara penghormatan kepada Syahid Raisi, partisipasi besar dalam Salat Jumat meskipun ada ancaman musuh, keikutsertaan dalam pemilu presiden, serta pemakaman bersejarah bagi Syahid Haniyah dan para pemimpin perlawanan lainnya yang gugur akibat serangan rezim Zionis.
Pemimpin Revolusi menyebut demonstrasi bersejarah 22 Bahman sebagai puncak dari kekuatan rakyat Iran, yang menunjukkan kesetiaan mereka kepada Revolusi Islam serta menegaskan kepada dunia tentang kecintaan mereka terhadap Republik Islam.
Bangsa Iran Tetap Membela Sistem Islam Meski Dihadapkan pada Berbagai Masalah
Beliau menekankan pentingnya memahami karakter dan identitas bangsa Iran, baik di dalam maupun di luar negeri. “Masalah ekonomi dan mata pencaharian bisa membuat banyak bangsa merasa putus asa, tetapi rakyat Iran yang kuat dan bijaksana tetap hadir di arena dan membela sistem Islam meskipun menghadapi banyak kesulitan,” ujarnya.
Ayatollah Khamenei juga menyinggung tragedi tambang di Tabas yang menewaskan lebih dari 50 pekerja sebagai salah satu peristiwa menyedihkan tahun 1403 HS. Meski demikian, beliau memuji peran masyarakat dan pelaku ekonomi dalam pembangunan dan kemajuan negara, seraya menyoroti banyak proyek besar yang telah diluncurkan dalam beberapa bulan terakhir.
Setiap Bentuk Investasi dalam Produksi Sangat Diperlukan
Beliau menegaskan bahwa produksi memiliki dampak mendasar terhadap perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, slogan tahun ini, “Investasi untuk Produksi,” harus menjadi prioritas utama pemerintah dan seluruh rakyat.
Ayatollah Khamenei mengkritik mereka yang langsung mengaitkan investasi dengan modal asing, menegaskan bahwa yang lebih penting adalah investasi dalam negeri dan mengarahkan likuiditas rakyat ke sektor produksi, bukan ke spekulasi emas, valuta asing, atau properti.
“Setiap bentuk investasi, baik kecil maupun besar, dalam sektor produksi sangatlah penting dan diperlukan,” ujar beliau. Beliau juga menyerukan agar pemerintah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi dan menjamin keamanannya.
Amerika Harus Tahu: Ancaman Tidak Akan Berguna Terhadap Iran
Dalam bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menanggapi berbagai pernyataan dari pejabat Amerika.
“Amerika harus tahu bahwa mereka tidak akan pernah berhasil menghadapi Iran dengan ancaman. Mereka dan siapa pun yang berniat jahat terhadap bangsa Iran harus sadar bahwa mereka akan menerima pukulan keras,” tegas beliau.
Beliau juga mengkritik pandangan keliru para politisi Amerika dan Eropa yang menyebut kelompok-kelompok perlawanan sebagai pasukan proksi Iran. “Apa maksud mereka dengan ‘proksi’? Bangsa Yaman dan pusat-pusat perlawanan di kawasan memiliki motivasi internal untuk melawan Zionis. Republik Islam Iran tidak membutuhkan perwakilan, karena pandangan kami dan pandangan mereka sudah sejalan,” kata beliau.
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa perlawanan terhadap kezaliman Zionis bukanlah hal baru di kawasan ini. Beliau mengingatkan bahwa bahkan pada awal pendudukan Palestina, Yaman adalah salah satu negara yang menentangnya, dengan penguasanya saat itu turut menghadiri pertemuan internasional untuk menolak pendudukan tersebut.
Baca juga: Serangan Rezim Israel Terhadap Wisma Tamu PBB
Beliau juga menyoroti meningkatnya gelombang protes global terhadap kejahatan rezim Zionis, termasuk demonstrasi di AS dan Eropa. Namun, pemerintah Barat menolak melihat kenyataan ini dan malah berusaha membungkam suara mahasiswa dengan memotong anggaran universitas yang mendukung Palestina—sebuah tindakan yang justru bertentangan dengan klaim mereka tentang kebebasan informasi, liberalisme, dan hak asasi manusia.
“Bangsa-bangsa menolak kebiadaban Zionis dan akan melawannya dengan segala cara yang mungkin,” tegas beliau. “Republik Islam Iran dengan tegas berdiri melawan kejahatan ini dan dengan jelas menyatakan dukungannya kepada para pejuang Palestina dan Lebanon yang membela tanah air mereka.”
Menutup pidatonya, Pemimpin Revolusi sekali lagi menegaskan bahwa Iran tidak pernah menjadi pihak yang memulai konflik, namun jika ada yang berniat jahat terhadap Iran, mereka pasti akan menerima pukulan yang sangat keras.