Damaskus, Purna Warta – Provinsi Latakia dan Tartus di barat Suriah telah menjadi lokasi kejahatan perang oleh elemen-elemen takfiri dan Al-Qaeda dari pemerintah baru Suriah dalam tiga hari terakhir. Elemen keamanan yang terkait dengan pemerintah “Abu Muhammad Joulani”, yang sebelumnya merupakan anggota kelompok teroris takfiri, telah menyerang penduduk provinsi yang didominasi oleh komunitas Alawiyah, menewaskan ratusan orang.
Kantor berita Reuters, dalam laporannya tentang kejahatan ini, menyebutkan jumlah korban sipil dalam serangan terbaru mencapai 340 orang. Sementara itu, AFP melaporkan bahwa serangan elemen takfiri terhadap rumah-rumah warga Alawiyah di pesisir barat Suriah telah menewaskan 311 warga sipil sejak Kamis lalu (6/3).
Kejahatan ini terjadi di tengah sikap diam negara-negara seperti Arab Saudi, Turki, Qatar, dan Yordania. Bahkan, dalam pernyataan resmi, mereka memberikan dukungan implisit terhadap tindakan kejam yang ditujukan kepada komunitas Alawiyah, yang bersama Kristen, Druze, dan Kurdi, merupakan kelompok minoritas di Suriah.
Sementara pembantaian ini berlangsung, negara-negara Eropa justru mencabut beberapa sanksi di sektor transportasi, energi, dan perbankan Suriah untuk memperoleh pengaruh di masa depan negara itu. Negara-negara ini menutup mata terhadap pembantaian Syiah di barat Suriah, padahal sebelumnya mereka selalu mengklaim membela hak-hak warga sipil dan minoritas di Suriah.
Namun, sumber lokal melaporkan jumlah korban yang lebih tinggi. Misalnya, Al-Mayadeen melaporkan bahwa dalam tiga hari terakhir, 400 orang Alawiyah di pesisir barat Suriah telah dibunuh oleh elemen-elemen kelompok Turkistani (Uighur) dan Shishani (milisia Chechnya).
Menurut laporan ini, para teroris menyerang rumah-rumah warga Alawiyah, menangkap para pria, dan mengeksekusi mereka yang melakukan perlawanan atau menunjukkan tanda-tanda keterlibatan dalam lembaga pemerintah rezim sebelumnya setelah disiksa di jalanan.
Pembantaian yang Mengerikan di Latakia
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) menyebutkan bahwa dalam dua hari terakhir, video-video mengerikan tentang pembantaian warga sipil oleh elemen keamanan pemerintah Joulani telah beredar. Mereka melaporkan bahwa hanya pada Jumat lalu, 163 orang di Latakia dibunuh oleh elemen-elemen takfiri dari pemerintah boneka Damaskus. Kejahatan ini begitu parah sehingga pihak berwenang Damaskus terpaksa bereaksi, awalnya menyalahkan elemen di luar pasukan keamanan, dan hari ini mengumumkan penghentian operasi di pesisir barat untuk meredakan tekanan opini publik.
Menurut laporan SOHR, sejauh ini 524 orang telah tewas dalam bentrokan di wilayah barat provinsi Latakia, di mana 213 di antaranya adalah elemen bersenjata (90 dari elemen pemerintah Joulani) dan 311 lainnya adalah warga sipil Latakia.
Para teroris menyerang provinsi Latakia dengan dalih serangan bersenjata terhadap elemen keamanan pemerintah Damaskus. Sejak awal runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad, provinsi ini menjadi target serangan kelompok takfiri karena merupakan basis komunitas Alawiyah dan keluarga Assad.
Para teroris takfiri, yang kini bertindak sebagai pasukan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keamanan Suriah, melakukan penembakan membabi buta terhadap warga sipil di kota Latakia.
Ketundukan di Selatan
Sementara para teroris yang berkuasa di Suriah membantai warga sipil Syiah dan Alawiyah, tentara Israel di selatan terus bergerak maju tanpa hambatan dan telah menyatakan wilayah hingga 10 kilometer dari Damaskus sebagai area operasional. Rezim Zionis berupaya memisahkan tiga provinsi selatan Suriah untuk menciptakan zona penyangga, tetapi pemerintah Damaskus, berbeda dengan wilayah barat, sepenuhnya menyerah terhadap Israel di selatan.
Kesimpulan
Pembantaian terhadap warga sipil Syiah dan Alawiyah di barat Suriah oleh elemen-elemen pemerintah Joulani menunjukkan betapa brutalnya kelompok ini. Sementara itu, ketidakmampuan pemerintah Suriah untuk melawan agresi Israel di selatan memperlihatkan ketundukan mereka terhadap rezim Zionis. Negara-negara Arab dan internasional yang diam terhadap kejahatan ini turut bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Suriah.