Jenderal Baqeri: Membantai Warga Sipil Bukanlah Tanda Kemenangan bagi Israel

Membantai Warga Sipil Bukanlah Tanda Kemenangan bagi Israel

Tehran, Purna Warta Mayor Jenderal Mohammad Baqeri menyebut dalam sebuah kesempatan terkait agresi Israel ke Gaza bahwa membantai warga sipil bukanlah tanda kemenangan bagi Israel.

Panglima militer Iran itu mengatakan warga Palestina memutuskan untuk melawan Israel dan menjunjung hak-hak mereka dibandingkan menyerah pada kematian mereka secara bertahap di tangan rezim pendudukan.

Berbicara pada hari Senin (30/10), Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Baqeri mengatakan bahwa kampanye pemboman Israel di Jalur Gaza yang diblokade “tidak memiliki nilai militer” dibandingkan dengan operasi tanggal 7 Oktober yang dilakukan oleh pejuang perlawanan Palestina melawan entitas pendudukan.

Zionis “adalah pihak yang kalah dalam perang bahkan jika mereka terus melakukan pengeboman selama satu tahun,” katanya, menambahkan bahwa hal ini terjadi karena “serangan terhadap rumah sakit dan ambulans, serta pemboman udara terhadap para tuna wisma, wanita dan anak-anak, merupakan hal yang tidak dapat dielakkan. bukan tanda kemenangan.”

Baqeri juga mengatakan Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Hamas adalah hasil dari “akumulasi kekejaman dan penindasan” Zionis terhadap warga Palestina selama bertahun-tahun.

“Melalui kemandirian, perlawanan Palestina berhasil mematahkan gambaran palsu rezim Zionis tentang tak terkalahkan dengan mengandalkan kekuatannya,” tambahnya.

Jenderal tertinggi tersebut mengatakan para pejuang perlawanan telah menggali lebih dari 400 kilometer terowongan di Gaza, tempat mereka meningkatkan industri pertahanan mereka.

Baqeri lebih lanjut menegaskan kembali usulan Iran yang adil terhadap konflik Palestina, yaitu diadakannya referendum di antara seluruh rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.

Israel mengobarkan perang berdarah di Jalur Gaza pada 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Hamas Palestina melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas pendudukan.

Sejak awal perang, rezim Tel Aviv telah melakukan kejahatan perang di Gaza, menewaskan sedikitnya 8.069 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 22.000 lainnya.

Mereka juga telah memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di wilayah pesisir tersebut.

Dia juga mengatakan upaya menghubungkan Operasi Badai Al-Aqsa dilakukan di luar Palestina dimaksudkan untuk menutupi kekalahan Israel.

“Negara yang tertindas, dengan kemampuannya menggunakan senjata yang sebagian besar diproduksi sendiri di bawah kendali yang paling ketat, mampu melakukan operasi yang sempurna dan bermanfaat yang… menghancurkan kekuasaan dan kejayaan Zionis,” tegas Baqeri.

Operasi Badai Al-Aqsa, lanjutnya, menunjukkan bahwa tanah Palestina yang diduduki Israel bukanlah tempat bagi pemukim. Ia juga mengatakan bahwa rezim tidak dapat mendukung pemerintah yang tidak populer di wilayah tersebut.

“Pemerintahan palsu ini tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankan pemerintahannya, apalagi menjadi pendukung pemerintahan lain.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *