HomeLainnyaIslamiRasa Malas dalam Pandangan Khalifah Ali bin Abi Thalib

Rasa Malas dalam Pandangan Khalifah Ali bin Abi Thalib

PurnaWarta — Rasa malas adalah salah satu sifat tercela yang harus dijauhi oleh setiap umat mukmin. Ketika setiap mukmin di seluruh dunia rajin dan menghindari malas maka umat Islam akan bisa membangun peradaban dunia ini.

Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as, setelah hijrah ke Madinah, di setiap usai perang atau setelah mengikuti majelis Rasulullah Saw. beliau pergi ke kebun untuk menanam atau mengurus tanaman di sana. Beliau mencangkul, menabur benih, memupuk, dan mengurus tanaman-tanaman. Pada akhirnya beliau berhasil, kebun tersebut menjadi hijau dan pohon-pohon kurma di kebun tersebut berbuah banyak.[1]

Dari cerita di atas, kita bisa melihat bahwa Ali bin Abi Thalib as yang mana walaupun beliau adalah seorang Imam akan tetapi ia berusaha, berupaya, bekerja keras dan tidak bermalas-malasan. Lalu bagaimana dengan kita yang mengaku sebagai pengikut beliau yang kadang masih sering berpangku tangan dan bermalas-malasan.

Tentang rasa malas Imam Ali as berkata, “Sesungguhnya segala sesuatu itu berpasangan dan rasa malas berpasangan dengan ketidakmampuan. Lalu dari kedua sifat ini melahirkan kefakiran. [2]

قَالَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ ع‏: إِنَ‏ الْأَشْيَاءَ لَمَّا ازْدَوَجَتْ‏ ازْدَوَجَ الْكَسَلُ وَ الْعَجْزُ فَنُتِجَا بَيْنَهُمَا الْفَقْر

Selain kefakiran, salah satu efek lain yang dihasilkan dari rasa malas adalah enggan dan terasa berat untuk berbuat kebaikan. Bagaimana tidak, orang malas untuk memenuhi kebutuhan dirinya saja akan dengan susah payah mengerjakannya, lalu bagaimana terhadap orang lain. padahal berbuat kebaikan adalah salah satu yang diperintahkan Allah Swt. dalam al-Quran surah An-Nahl, ayat 90;

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسان

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) untuk berlaku adil dan berbuat kebaikan.”

Ketika masyarakat Islam terhindar dari rasa malas dan mampu mengubahnya dengan melakukan hal-hal positif yang berguna bagi orang lain atau minimal untuk dirinya sendiri maka saat itu kebahagiaan dalam tubuh masyarakat Islam akan terwujud. Karena mereka mempunyai prinsip untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan tidak merepotkan orang lain. Selain itu juga setiap individu akan berlomba-lomba dan berusaha untuk melakukan kebaikan dan menciptakan kebahagiaan pada yang lainnya.

Point yang kita dapatkan pada pembahasan kali ini adalah seyogianya kita harus menghindari rasa malas. Banyak orang yang ingin sukses dan berhasil akan tetapi mereka masih memelihara dan membiarkan rasa malas dalam dirinya. Sama sekali ini adalah hal yang keliru. Semua orang yang berhasil itu adalah orang yang rajin, pekerja keras dan cerdas, dan tak pernah putus asa. Terlebih dari hal itu bahwa hal ini para Imam, junjungan kita, menasihati dan wewanti-wanti kita untuk tidak malas.

 

[1] Sadu Dah Qeseh az Imam Ali, hal 11.

[2] Al-Kafi, jild 5, hal 86.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here