Pengertian Ikhlas Menurut Malaikat Jibril as

Purna Warta — Diriwayatkan bahwa Jibril turun menemui Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, Allah swt mengirimku untuk memberikan hadiah kepadamu yang mana hadiah ini belum pernah diberikan kepada siapapun.”

Rasul saw bertanya, “Apa itu?”

Jibril menjawab, “Ikhlas”.

“Adakah yang lebih baik dari itu?” Tanya Rasulullah. “Yakin” Jawab Jibril.

“Adakah yang lebih baik dari itu?” Beliau bertanya kembali. “Tawakal kepada Allah swt.”

“Apa itu tawakal kepada Allah swt?” Tanya Rasul saw.

Jibril berkata, “Ketahuilah! Seorang makhluk tidak bisa membahayakan dan menguntungkannya, dan tidak juga bisa memberikan dan menghalangi sesuatu kepadanya. Tatkala seorang hamba seperti ini, maka tidak ada satupun yang ia lakukan kecuali hanya untuk Allah swt. Ia tidak berharap kepada siapapun, kecuali kepada Allah swt dan ia tidak takut kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah swt. Ia tidak meminta kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah swt. Ini adalah tawakal.

“Wahai Jibril, apa itu sabar?”

Jibril berkata, “Sabar ialah ketika ia bersabar dalam keadaan senang dan gembira, ia pun bersabar tatkala dalam keadaan susah. Kesabaran ketika ia kaya, tak ada bedaya dengan ia bersabar ketika faqir dan miskin. Kesabarannya ketika terkena musibah, sama dengan sabarnya ia kala sehat dan ia tidak pernah mengeluh kepada yang lainnya tentang musibah yang sedang didapatkannya.”

“Wahai Jibril, apa itu qanaah?” Tanya Rasul.

“Ia ridha akan Tuhannya. Ia tidak marah kepada-Nya, baik ia mendapatkan nikmat dunia maupun tidak dan ia tidak senang dengan amal dan ketaatannya yang sedikit.” Jawab Jibril.

“Wahai Jibril, apa itu zuhud dan takwa?”

“Mencintai siapa saja yang Allah cinta kepadanya dan memusuhi siapa saja yang Allah memusuhinya. Dan ia berhati-hati dengan sesuatu yang halal dan menjauhinya serta sama sekali tidak melakukan hal-hal yang haram. Karena dalam sesuatu yang halal ada perhitungan dan dari setiap yang haram ada balasan dan azab. Ia yang bertutur kasih ketika bertemu dengan muslim yang lainnya dan ia menjauhi perkataan yang tidak berguna. Sama seperti sesosok bangkai yang menyebarkan bau menyengat, begitupun dunia ia jauhi karena baginya dunia tak ada harganya. Sama seperti ia menjauhi bara api karena takut terbakar. Angan-angannya ia pangkas, dan kematiannya ia simpan di hadapannya.”

Rasul saw bertanya, “Wahai Jibril, apa itu ikhlas?”

Jibril menjawab, “Ikhlas adalah ia tidak menginginkan apa-apa dari manusia sehingga ia mendapatkannya sendiri. Dan setiap kali ia mendapatkan seseuatu, ia ridha atasnya. Kalau dari yang didapatkannya menyisakan sesuatu, ia gunakan di jalan Allah swt. Ia mengakui kehambaannya kepada Allah swt dan bila ia sampai pada sebuah tingkatan maka ia ridha atasnya. Ia ridha akan Allah swt dan Allah swt pun ridha akannya. Kalau ia memberikan sesuatu di jalan Allah swt maka ia memberikannya dengan penuh keyakinan.”

Beliau bertanya kembali, “Wahai Jibril, apa itu yakin?”

Jibril berkata, “Seorang mukmin ketika ia mengamalkan sesuatu sama seperti ia melihat yang memerintahnya. Ketika ia tidak melihat Tuhan, Tuhan pun tak akan melihatnya. Dan dengan penuh kayakinan, apa saja yang sampai kepadanya, tidak bisa ia jauh darinya. Dan apa saja yang tak sampai kepadanya maka ia tidak bisa menggapainya. Ini semua adalah ranting dari tawakal dan zuhud.”

Mari kita jadikan tawakal, sabar, qanaah, zuhud, takwa, ikhlas, dan yakin menurut yang telah dijelaskan Jibril kepada Rasul saw sebagai dasar kita menjalani kehidupan kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *