Menlu Yaman yang Terguling: Uni Eropa Harus Tekan Iran

Menlu Yaman yang Terguling Uni Eropa Harus Tekan Iran

Sana’a, Purna Warta Dalam sebuah wawancara dengan media yang berbasis di Brussels, menteri luar negeri pemerintah Yaman yang terguling, Ahmed Awad bin Mubarak, meminta Uni Eropa untuk menekan Iran.

Sementara serangan koalisi Saudi terhadap rakyat Yaman dan pengepungan negara ini telah berlangsung sejak maret 2015, pejabat pemerintah yang terguling “Abdo Rabbo Mansour Hadi” telah meminta Uni Eropa untuk menekan Iran.

Baca Juga : Jubir Kemenlu Iran ke NATO dan G7: Dari Pada Beretorika, Taati Hukum Dunia

Menteri luar negeri pemerintah Yaman yang terguling, yang melakukan perjalanan ke Brussel untuk bertemu dengan pejabat Eropa, berbicara menentang Iran dan Ansarullah dalam sebuah wawancara dengan sebuah media yang berbasis di Belgia.

Dalam sebuah wawancara dengan the Observer, Ahmad Awad bin Mubarak berulang kali menuduh Ansarullah, Yaman dan Iran.

Dalam menanggapi pertanyaan tentang peran Arab Saudi, dia membenarkan serangan koalisi Saudi dan pengepungannya terhadap Yaman.

Dalam wawancara ini dia mengatakan, “Saya meminta Uni Eropa untuk menggunakan semua dipomasinya untuk mengirim pesan ke Houthi (Ansarullah) dan Iran”

Baca Juga : Perkembangan Al-Hashd Al-Shaabi Di Mata Jerusalem Post

Menteri luar negeri dari pemerintahan Mansour Hadi mengklaim, pesan yang harus dikirim Uni Eropa ke Iran dan Ansarullah Yaman adalah agar menerima proposal yang didukung PBB untuk gencatan senjata, membuka kembali bandara ibukota Yaman Sanaa, membuka kembali pelabuhan al-Hudaidah dan melanjutkan pembicaraan politik.

Dalam wawancara ini, Ben Mubarak mengulangi klaim tak berdasar dari Amerika dan Saudi tentang pengiriman senjata dari Iran ke Ansarullah.

Menteri luar negeri Abdo Rabbo Mansour Hadi ini kemudian mengklaim, tanpa menyebutkan perang yang dipaksakan oleh koalisi Saudi di Yaman:

“Kunci berakhirnya perang di Yaman ada di tangan Iran. Uni Eropa tanpa hubungan apa pun antara masalah Yaman dengan kesepakatan nuklir, harus memberi tekanan pada Houthi (Ansarullah) dan Iran.”

Dengan menjelaskan keatangannya ke Brussel, pusat Uni Eropa, untuk mengoreksi beberapa kesalahpahaman tentang perang di Yaman, dia juga menambahkan:

“Perang di Yaman bukanlah perang antar kekuatan di kawasan, juga bukan perang sektarian. Banyak di Uni Eropa telah melupakan komponen nasional dari konflik ini.”

Pejabat dari pemerintah Yaman yang terguling ini mengklaim, “Krisis kemanusiaan di Yaman bukan hanya akibat perang, ini adalah krisis buatan manusia. Uni Eropa, sebagai salah satu penyedia bantuan kemanusiaan terpenting di Yaman, perlu lebih menyadari hal ini.”

Baca Juga : Wakil Arab di Knesset: Bendera Al-Quds Adalah Bendera Palestina

Menanggapi pertanyaan the Observer tentang peran Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam perang melawan rakyat Yaman, bin Mubarak membenarkan perang koalisi Saudi dan pengepungan mereka terhadap Yaman.

Menurut klaimnya, koalisi Saudi masuk ke Yaman setelah pasukan Ansarullah masuk ke Sana’a.

Dalam wawancara ini, ia juga mengulangi tuduhan terhadap Ansarullah tentang pelabuhan al-Hudaidah, dia mengklaim bahwa karena pelabuhan ini dikuasai oleh Ansarullah, bantuan yang dikirim oleh komunitas internasional tidak sampai ke rakyat Yaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *