Gaza, Purna Warta – Rezim Israel telah mengeluarkan pemberitahuan pemindahan paksa untuk semua wilayah Rafah di Gaza dan memperluas operasi daratnya untuk menguasai seluruh kota. Al Jazeera melaporkan bahwa operasi rezim Zionis tersebut bertujuan untuk memaksa Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata dan membebaskan tawanan Israel.
Rafah telah menjadi fokus serangan terbaru Israel, bersama dengan beberapa bagian Khan Younis.
Salah satu serangan di sana menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal yang penuh dengan warga sipil. Pertahanan Sipil Palestina mengatakan 15 warga Palestina tewas dalam serangan itu dan kamar mayat Rumah Sakit Nasser dan Rumah Sakit Eropa dipenuhi dengan mayat.
Pasukan Israel juga terus memindahkan penduduk secara paksa dari daerah Jabal al-Salihin di kamp pengungsi Nur Shams. Setidaknya 13 orang tewas selama pengepungan Israel yang terus berlanjut di dua kamp dan kota tersebut sejak akhir Januari.
Sementara Israel telah memperluas serangan daratnya di Gaza, Katz dari rezim Zionis mengatakan rezim tersebut akan “merebut wilayah yang luas” untuk ditambahkan ke “zona penyangga” di Jalur Gaza.
Pengumuman tersebut muncul saat jumlah korban tewas akibat pemboman Israel yang tak henti-hentinya di Gaza telah meningkat menjadi setidaknya 21 orang sejak fajar. Setidaknya 1.042 warga Palestina telah tewas sejak Israel melanggar gencatan senjata.
Semua toko roti di Gaza –termasuk 25 toko roti yang dikelola oleh Program Pangan Dunia– telah tutup saat blokade Israel di Jalur Gaza berlanjut selama 31 hari, pengepungan terlama sejak perang dimulai.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 50.399 warga Palestina dipastikan tewas dan 114.583 terluka dalam perang Israel di Gaza sejak Oktober 2023. Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.