New Delhi, Purna Warta – Seorang jurnalis Muslim India dilaporkan tetap dipenjara meskipun telah mendapatkan jaminan. Jurnalis tersebut sudah menghabiskan hampir dua tahun di penjara atas tuduhan persekongkolan untuk menghasut dan memprovokasi kerusuhan di sebuah negara bagian utara.
Siddique Kappan diperlukan untuk penyelidikan dalam kasus lain yang sedang diselidiki oleh Direktorat Penegakan India, kata Santosh Verma, seorang pejabat dari Penjara Lucknow.
Baca Juga : Ketika Diamnya Sayid Hasan Nasrullah Bikin Penasaran AS-Israel
“Kappan akan terus mendekam di penjara karena kasus yang sedang diselidiki oleh Direktorat Penegakan masih tertunda,” katanya, seperti dilansir Press Trust of India, Selasa.
“Kami yakin dia akan segera bebas setelah kami memiliki keyakinan penuh pada sistem hukum kami,” kata istrinya Raihanath Kappan kepada Anadolu Agency. Mereka berharap dia akan diberikan jaminan dalam kasus ini ketika diadili pada 19 September.
Wartawan, yang bekerja untuk situs berita regional Malayalam, diberikan jaminan oleh Mahkamah Agung pada hari Jumat setelah ditahan oleh polisi di negara bagian Uttar Pradesh utara pada tahun 2020 dalam perjalanannya untuk melaporkan kematian seorang remaja Dalit kasta rendah beberapa hari setelah dia diperkosa beramai-ramai.
Kemarahan yang Meluas
Pada 14 September 2020, seorang wanita Dalit berusia 19 tahun diperkosa beramai-ramai di daerah Hathras, mengakibatkan luka serius. Ia pun dilaporkan tewas dua minggu setelahnya.
Insiden itu memicu kemarahan dan protes yang meluas di seluruh negeri.
Sistem kasta di India membagi umat Hindu menjadi empat kategori utama – Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Di luar ini adalah Dalit, yang dianggap sebagai “tak tersentuh” atau secara sosial dikucilkan dari kasta atas Hindu.
Baca Juga : Syarat Suriah untuk Jalin Hubungan dengan Turki
Pihak berwenang negara bagian menuduh bahwa Kappan dan rekan terdakwa melakukan perjalanan ke Hathras dengan tujuan untuk mengganggu kerukunan di daerah tersebut.
Mereka juga menuduh bahwa dia memiliki hubungan dekat dengan Front Populer India, sebuah organisasi Muslim yang dituduh oleh pemerintah federal memiliki hubungan dengan kelompok “teroris”, yang dibantah oleh organisasi tersebut.