New Delhi, Purna Warta – Di tengah meningkatnya Islamofobia di negara terpadat kedua di dunia, menteri utama di sebuah negara bagian di India melarang umat Islam dari menunaikan kewajiban agama dan mengatakan Sholat di ruang terbuka tidak akan ditolerir.
Ketua Menteri Haryana ML Khattar, yang tergabung dalam partai fasis India BJP, mengungkap sisi intoleran India dengan mengatakan umat Islam hanya boleh salat di tempat yang ditentukan atau di rumah mereka.
Baca Juga : Apakah Separatis Maois Memang Menargetkan Helikopter Jenderal Top India?
Pemimpin Hindu sayap kanan itu membatasi umat Islam untuk salat di ruang terbuka setelah negara mencabut izin untuk salat Jumat berjamaah di delapan dari 37 tempat umum di Gurugram beberapa minggu lalu.
Dia juga menambahkan bahwa pemerintah provinsi akan mencari solusi damai yang tidak melanggar hak siapa pun.
“Kami tidak memiliki masalah dengan siapa pun yang berdoa di tempat-tempat ibadah. Tempat-tempat itu telah dibangun untuk tujuan ini,” kata pemimpin BJP seperti dikutip media India. “Tapi ini tidak boleh dilakukan secara terbuka. Kami tidak akan mentolerir kebiasaan salat di tempat terbuka,” ujarnya.
Outlet media India, yang dikatakan sebagai boneka perdana menteri ekstremis India, menghubungkan doa yang dipanjatkan oleh umat Islam di tempat terbuka sebagai bentuk protes milik pemerintah dengan gencar oleh kelompok-kelompok sayap kanan.
Pada hari Kamis, kelompok-kelompok Muslim di negara bagian India telah menegaskan kembali kegigihan mereka untuk salat pada hari Jumat di semua 37 tempat umum yang dinilai tidak tepat ditempati untuk salat.
Baca Juga : 1 Hari Pasca Gencatan Senjata Selesai, Taliban Pakistan Langsung Bunuh Polisi
Di sisi lain, kelompok Hindu bahkan mengeluarkan ultimatum kepada pihak berwenang, mengatakan bahwa mereka akan menghentikan salat sendiri jika para pejabat gagal melakukannya.
Sementara itu, warga Muslim mengklaim tidak ada masjid di banyak daerah di mana mereka bisa melaksanakan salat Jumat.
