Rusia Perbarui Peringatan untuk Proyek Kapal Selam Nuklir AS-Australia

Rusia Perbarui Peringatan untuk Proyek Kapal Selam Nuklir AS-Australia

Moskow, Purna Warta Rusia pernah memperingatkan terhadap proyek Australia untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir di bawah aliansi baru dengan AS dan Inggris dan menggambarkannya sebagai ancaman serius terhadap sistem non-proliferasi global.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada hari Jumat (1/10) mengatakan, “Dalam kerangka aliansi AUKUS, Australia akan memperoleh teknologi untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir dan dapat menjadi salah satu dari lima negara dengan armada yang sama.”

Baca Juga : 5 Warga Tewas dan 11 Terluka dalam Serangan Koalisi Saudi ke Yaman Utara

“Ini adalah tantangan besar bagi rezim non-proliferasi nuklir internasional,” kata Ryabkov seperti dikutip oleh kantor berita TASS.

Awal bulan ini, Australia, Inggris dan AS mempresentasikan kesepakatan trilateral sebagai pakta pertahanan yang juga langsung menuai kecaman dari China dan Prancis.

Di bawah aliansi tersebut, Australia akan membangun setidaknya delapan kapal selam nuklir, menggunakan teknologi AS. Kapal selam tersebut diharapkan untuk memasuki layanan pada 2036.

Australia akan menjadi negara kedua setelah Inggris yang diberikan akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.

Baca Juga : Lapid Kunjungi Armada AS Bahrain Pasca Resmikan Kedutaan Israel

Perwakilan Tetap Rusia untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina Mikhail Ulyanov mengomentari tentang kepemilikan tenaga nuklir untuk Australia mengatakan, “Belum tiba saatnya untuk perkiraan seperti itu”.

Dia meminta IAEA untuk mencermati rencana yang dia gambarkan sebagai hal yang mengkhawatirkan.

Para pengamat mengatakan aliansi baru kemungkinan akan merusak rasa saling percaya antara AS dan sekutu Eropanya di satu sisi dan persatuan di dalam NATO di sisi lain.

Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, dan China semuanya mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi minggu ini juga mengatakan bahwa kesepakatan Aukus adalah masalah yang sangat rumit dalam hal inspeksi badan tersebut.

Baca Juga : Arab Saudi Klaim Hancurkan Drone Yaman di Selatan Arab Saudi

Berdasarkan Pasal II dari Non-Proliferation Treaty (NPT), negara-negara non-senjata nuklir berjanji untuk tidak memperoleh atau melakukan kontrol atas senjata nuklir atau perangkat peledak nuklir lainnya dan tidak untuk mencari atau menerima bantuan dalam pembuatan perangkat tersebut.

Australia adalah pihak dalam semua perjanjian nonproliferasi nuklir yang relevan dan rezim kontrol ekspor internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *