London, Purnawarta – Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak berjanji akan mengunjungi Israel pada tahun 2023 pada Yom Ha’atzmaut untuk merayakan ‘hari jadi ke-75’ rezim Zionis Israel. Janji tersebut disampaikan Sunak pada Senin (12/12) dalam forum bisnis yang dituanrumahi oleh Conservative Friends of Israel.
Corservative Friends of Israel adalah badan parlementer Inggris yang berafiliasi pada partai konservatif yang bertujuan untuk memperkuat hubungan bisnis, budaya dan politik antara Inggris dan Israel, terutama antara partai konservatif Inggris dan partai Likud Israel.
“Tahun depan saya akan mengunungi Israel pada momen hari jadi ke-75,” ujar Sunak. Pria berusia 42 tahun yang menjadi PM Inggris pada Oktober 2022 tersebut berjanji akan berjuang mati-matian untuk menjamin keamanan rezim Zionis.
Yom Ha’atzmaut merupakan hari peringatan deklarasi pembentukan negara Israel di atas tanah Palestina yang diproklamasikan oleh David Ben Gurion pada 14 Mei 1948. Deklarasi tersebut dikumandangkan 8 jam sebelum British Mandate of Palestine berakhir pada tanggal 15 Mei. Hari tersebut diperingati sebagai hari Nakba atau bencana bagi orang-orang Palestina 78 persen wilayah Palestina dideklarasikan sebagai Israel, 700.000 warga Palestina diusir dari kampung halamannya, 530 desa diluluhlantakkan dan sekitar 15.000 warga Palestina dibantai.
Dalam forum tersebut, Sunak juga menyatakan bahwa Inggris akan menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta Pengadilan Internasional untuk mengusut pendudukan, aneksasi dan konstruksi pemukiman ilegal Israel di wilayah pendudukan dalam sidang mendatang. “Inggris akan selalu menentang resolusi yang merugikan sekutu kami dalam sidang pleno (DK PBB),” tukasnya.
Bulan lalu, Sunak mengucapkan selamat atas terpilihnya PM terpilih Benjamin Netanyahu. Melalui laman Twitter pribadinya, Sunak menulis dirinya tak sabar untuk bekerjasama dengan Netanyahu di banyak bidang, termasuk perdagangan, keamanan dan teknologi. Sunak bahkan mengatakan dirinya berniat memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
“Jika perkara (memindahkan kedutaan) itu adalah hal yang mudah, pasti sekarang sudah terealisasi,” ujarnya menyinggung kesensitifan perkara tersebut. PM Inggris sebelumnya, Liz Truss pernah mengemukakan ide relokasi tersebut dan mendapat kecaman yang luas dari publik, termasuk dari jajaran duta besar negara-negara Arab yang berada di London.