New York, Purnawarta – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa tahun 2022 menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak 2005. Israel telah membunuh setidaknya 150 orang Palestina di Tepi Barat, termasuk 33 anak-anak.
PBB memperingatkan Israel untuk memperlakukan warga Palestina di wilayah pendudukan sebagai orang-orang yang harus dilindungi, bukan sebagai musuh atau teroris. PBB juga mendesak Israel untuk menjamin perlindungan, keamanan dan kesejahteraan warga Palestina yang hidup dalam pendudukan mereka sebagai bukti ketaatan mereka terhadap aturan hukum internasional.
Laporan dua mingguan Protection of Civilians yang dipublikasikan oleh kantor PBB untuk Coordniation of Humanitarian Affaris (OCHA) di Palestina mengatakan pasukan Israel dalam bulan ini saja (22 November – 11 Desember) menembak mati 19 warga Palestina termasuk 3 anak-anak di sejumlah tempat berbeda di wilayah pendudukan.
Dalam press rilis yang dipublikasikan pada Kamis (16/12) lalu, pakar PBB mengecam tindak kekerasan pemukim Yahudi dan penggunaan kekerasan berlebihan militer Israel di Tepi Barat.
“Kekerasan bengis pemukim Israel dan penggunaan kekerasan berlebihan militer Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat membuat tahun 2022 menjadi tahun paling mematikan di wilayah pendudukan tersebut semenjak PBB memulai dokumentasi korban tewas (di Palestina) secara sistematis sejak tahun 2005 lalu,” bunyi press rilis tersebut.
Selain pembunuhan, pasukan rezim Zionis memblokade jalan masuk utama sejumlah desa di Tepi Barat. Tindakan ini mengganggu berlangsungnya aktivitas harian ribuan warga Palestina yang tinggal disana. Israel juga menghancurkan 58 bangunan termasuk 10 rumah dan sebuah sekolah di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dengan dalih bangunan tersebut dibangun tanpa izin.