New York, Purnawarta – Kolom editorial harian New York Times pada Sabtu (17/12) memperingatkan bahwa administrasi Netanyahu yang didominasi koalisinya dari sayap kanan merupakan ancaman untuk masa depan demokrasi Israel. Tulisan yang berjudul “Cita-Cita Demokrasi Negara Yahudi dalam Bahaya” tersebut memperingatkan bagaimana pemerintahan ultra-relijius dan ekstrim kanan zionis berbahaya bagi demokrasi Israel.
Tulisan tersebut berpendapat bahwa pemerintahan ini dapat membuat solusi dua negara mustahil untuk diterapkan, baik secara politis maupun militer. Tulisan tersebut juga secara spesifik memperingatkan soal sosok Itamar Ben Gvir. Politikus seperti Ben Gvir diyakini akan melakukan apapun seenaknya di Knesset dan tidak mengindahkan otoritas Mahkamah Agung Israel.
“Itamar Ben-Gvir pernah diadili pada tahun 2007 di Israel akibat provokasi rasis dan mendukung organisasi teroris Yahudi. Dia kemungkinan akan menjadi Menteri Keamanan Nasional. Bezalel Smotrich yang selalu mendukung aneksasi Tepi Barat diperkirakan akan menjadi Menteri Keuangan.”
Menurutnya, pemerintahan yang dikuasai oleh partai-partai radikal kanan akan berusaha memperluas dan melegalisasi pemukiman ilegal di wilayah pendudukan. Hal ini akan berakibat pada alotnya proses pembentukan negara Palestina di Tepi Barat. Hal ini juga akan mengubah status quo di Baitul Maqdis serta akan memantik lagi api bentrok Arab-Israel.
Selain itu, tulisan tersebut juga mengungkit Netanyahu yang dijerat berbagai kasus korupsi dan karena itu ia real melakukan segala cara untuk tetap berkuasa, walaupun itu berarti harus menjabat tangan blok ekstrimis kanan. “Sekarang setelah segalanya terancam. Partai-partai sayap kanan memiliki mayoritas mutlak di Knesset dan Netanyahu yang saat ini berkuasa, berharap pemerintahan barunya dapat menyelamatkannya dari meja hijau dan kemungkinan dibui.”