Washington, Purna Warta – Protes besar-besaran meletus di Los Angeles sebagai reaksi terhadap kebijakan imigrasi yang ketat dari pemerintahan Donald Trump. Demonstrasi ini bermula sebagai tanggapan atas operasi luas oleh lembaga Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) untuk menangkap para imigran, dan memuncak pada hari Minggu setelah Trump mengerahkan 2.000 pasukan Garda Nasional. Langkah ini menuai kritik keras dari berbagai tokoh politik, termasuk mantan Wakil Presiden Kamala Harris dan Senator Demokrat Bernie Sanders.
Kamala Harris menyebut pengerahan Garda Nasional sebagai tindakan “brutal” dan berpotensi “memperparah kekerasan.” Ia menyatakan bahwa mayoritas demonstrasi berlangsung damai dan menyatakan dukungannya terhadap para demonstran. Namun, laporan dari lapangan menunjukkan adanya pelemparan batu, bom molotov, serta pembakaran mobil di berbagai wilayah kota, yang berujung pada penangkapan sedikitnya 44 orang.
Bernie Sanders, dalam wawancaranya dengan CNN, mengatakan bahwa pengerahan militer ini merupakan tanda bahwa AS sedang meluncur menuju “otoritarianisme,” dan memperingatkan bahwa hal ini dapat mengancam demokrasi. Ia menegaskan, “Kita memiliki presiden yang… mengira dia bisa melakukan apa pun yang dia mau.”
Pemerintahan Trump bertekad menjalankan operasi pengusiran imigran terbesar dalam sejarah AS, merujuk pada “Alien Enemy Act” tahun 1798, yang memberikan wewenang luas untuk mendeportasi imigran, bahkan mereka yang memiliki dokumen legal. Kebijakan inilah yang memicu amarah para demonstran, khususnya warga Meksiko-Amerika, yang kini mengibarkan bendera Meksiko sebagai simbol solidaritas dan kebanggaan akan asal-usul mereka.
The New York Times melaporkan bahwa bagi banyak demonstran, bendera itu menjadi lambang perlawanan terhadap kebijakan imigrasi. Namun, Penasihat Senior Gedung Putih, Stephen Miller, menyebut para pengunjuk rasa sebagai “perusuh” dan mengecam tindakan mereka.
Sementara itu, Gubernur California Gavin Newsom menyebut ancaman Menteri Pertahanan Pete Hegseth untuk mengerahkan marinir ke jalanan sebagai tindakan “gila” dan mengecam keras penggunaan angkatan bersenjata terhadap warga sipil. Hegseth sebelumnya mengumumkan bahwa marinir dalam kondisi siaga penuh di Camp Pendleton.
Ketegangan dimulai pada hari Jumat ketika pasukan ICE menyerbu wilayah berpenduduk Latin seperti Paramount, dan bentrokan terus berlanjut hingga mengubah Los Angeles menjadi medan konflik antara demonstran dan pasukan federal. Saluran berita ABC7 melaporkan kehadiran truk militer dan pasukan bersenjata lengkap anti huru-hara di pusat kota.
Trump, lewat platform Truth Social, memuji kinerja Garda Nasional, melarang penggunaan masker, dan menyalahkan gubernur serta wali kota atas kegagalan mereka mengelola krisis ini. Ketegangan antara pemerintah daerah dan pemerintah federal pun terus berlangsung, baik terkait kebijakan imigrasi maupun penanganan aksi protes.


