Pyongyang, Purna Warta – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah bersumpah untuk membangun militer yang “tak terkalahkan” dalam menghadapi ancaman yang berkembang dari Amerika Serikat. Ia juga menudig Washington sebagai “akar penyebab” ketidakstabilan di Semenanjung Korea.
Dilansir dari kantor berita resmi KCNA pada hari Selasa (12/10), berbicara dalam acara pameran senjata negara pada hari Senin, Kim menjelaskan mengapa negaranya harus mengembangkan senjata secara besar-besaran. Kata Kim, hal itu dilakukan untuk menghadapi kebijakan yang mengancam dari Amerika Serikat dan serta sebagai reaksi atas penumpukan militer di Korea Selatan.
“Kami tidak membahas perang dengan siapa pun, melainkan untuk mencegah perang itu sendiri dan untuk benar-benar meningkatkan pencegahan perang demi perlindungan kedaulatan nasional,” katanya, seraya menambahkan bahwa musuh negara itu adalah “perang itu sendiri.”
Pemimpin Korea Utara juga menuduh Korea Selatan munafik, tetapi meyakinkan bahwa upaya Pyongyang untuk membangun militernya tidak ditujukan ke Selatan. Ia meyakini tidak boleh ada perang lain yang mengadu domba antar rakyat Korea.
Upaya “tidak terbatas dan berbahaya” Korea Selatan untuk memperkuat militernya “menghancurkan keseimbangan militer di Semenanjung Korea dan meningkatkan ketidakstabilan dan bahaya militer,” tambah Kim.
“Dengan dalih tidak masuk akal untuk menekan ancaman kami, Korea Selatan telah secara terbuka menyatakan keinginannya untuk mendapatkan keunggulan atas kami dalam kekuatan militer dalam berbagai kesempatan,” tambahnya.
Seoul melakukan uji coba peluncuran rudal balistik kapal selam (SLBM) untuk pertama kalinya bulan lalu. SLBM adalah yang ketiga dan terakhir dari tiga kapal selam Changbogo-III Batch-I yang dibangun Korea Selatan menggunakan teknologinya sendiri.
Awal bulan ini, Pyongyang mengatakan pihaknya telah berhasil meluncurkan rudal hipersonik yang baru dikembangkan, Hwasong-8.
Pada Pameran Pengembangan Pertahanan pada hari Senin, ada berbagai senjata, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar di negara itu, Hwasong-16, yang telah terungkap pada parade militer tahun lalu. Rudal raksasa itu belum menjalani uji coba.
Pameran ini merupakan bagian dari peringatan ulang tahun berdirinya Partai Buruh yang berkuasa, dan termasuk penerbangan aerobatik dan pertunjukan seni bela diri.
Korea Utara, yang berada di bawah sanksi keras PBB karena kegiatan rudal dan nuklirnya, juga telah bekerja untuk mengembangkan hulu ledak hipersonik, kapal selam bertenaga nuklir, satelit pengintai militer dan ICBM berbahan bakar padat, kata Kim awal tahun ini.
Dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Kim Song, utusan Korea Utara, mengatakan bulan ini bahwa “tidak ada yang dapat menyangkal hak membela diri untuk DPRK,” sembari menyerukan Amerika Serikat untuk menghentikan “permusuhan” mereka terhadap Pyongyang.
Pyongyang akan terus “mengembangkan, menguji, memproduksi dan memiliki sistem senjata yang setara dengan yang dimiliki atau dikembangkan oleh mereka,” katanya, merujuk pada Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang sering mengadakan latihan militer bersama dan melakukan uji coba senjata di Semenanjung Korea.