Ramallah, Purnawarta – Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh pada Jumat (4/9) menyeru Amerika Serikat untuk membuka kembali gedung Konsulat Jenderalnya di Yerusalem Timur. Shtayyeh juga menyeru AS untuk mencabut Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dari daftar terorisme AS.
Pernyataan Shtayyeh tersebut muncul saat pertemuan dengan delegasi parlemen Amerika Serikat dari partai Demokrat. Mereka adalah Chris Murphy, Richard Blumenthal, Chris Van Hollen dan Jon Ossof.
Selain itu, Shtayyeh juga menekankan pentingnya melakukan tindakan politik yang serius untuk mengakhiri pendudukan rezim Zionis Israel melalui International Quartet (Amerika Serikat, Uni Eropa, PBB dan Rusia) berdasarkan pada hukum internasional dan resolusi PBB.
Shtayyeh memuji administrasi AS yang kembali memberikan bantuan finansial untuk UNRWA (Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB) serta melanjutkan kembali proyek-proyek perkembangan dan infrastruktur di Palestina. Ia meyakini pentingnya penguatan hubungan bilateral secara langsung antara AS dan Palestina.
Berbeda dengan pendahulunya, Joe Biden lebih cenderung pada solusi dua negara sebagai penyelesaian konflik Palestina dan Israel. Namun menurut Shtayyeh, saat ini solusi dua negara menghadapi ancaman serius mengingat Israel terus menggalakkan kebijakan pencaplokan wilayah serta pembangunan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan Palestina.
Shtayyeh akhirnya mengingatkan kembali permintaannya pada administrasi Amerika Serikat mendesak Israel menghormati perjanjian-perjanjian yang disepakati dengan Palestina, menghentikan penyelewengan HAM atas mereka serta mengakhiri pembangunan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan.