Sana’a, Purna Warta – Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan dua serangan pesawat tak berawak baru telah diluncurkan di Bandara Internasional Abha Arab Saudi. Hal itu dilakukan sebagai pembalasan atas agresi Arab Saudi yang sedang berlangsung terhadap Yaman.
Brigjen Yahya Saree mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di halaman Twitter-nya pada hari Minggu bahwa tentara Yaman menggunakan dua drone tempur Sammad-3 (Invincible-3) yang diproduksi di dalam negeri serta Qasef-2K (Striker-2K) dalam operasi tersebut. Ia menekankan, kendaraan udara tak berawak tersebut mencapai target yang ditentukan dengan sangat teliti.
Dia mencatat bahwa serangan udara tersebut merupakan hak sah Yaman untuk menanggapi serangan koalisi pimpinan Saudi dan eskalasi militer serta pengepungan habis-habisan yang berkelanjutan terhadap orang-orang Yaman.
“Sekali lagi, kami peringatkan warga [Saudi] untuk menjauhi bandara dan tempat lain yang digunakan untuk kegiatan militer,” katanya.
Pejabat senior Yaman memperingatkan bahwa serangan balasan akan terus berlanjut selama Riyadh terus maju dengan agresi mematikan dan pengepungan habis-habisan.
Sementara juru bicara koalisi pimpinan Saudi di Yaman mengklaim bahwa pertahanan udara kerajaan telah mencegat dua “drone bermuatan bahan peledak” yang ditembakkan ke Arab Saudi pada Minggu sore.
Ini terjadi dua hari setelah tentara Yaman dan pejuang sekutu melancarkan serangan rudal balasan di Pangkalan Udara Raja Khalid, yang terletak 884 kilometer di selatan ibu kota Saudi, Riyadh.
Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya, dengan dukungan logistik dan intelijen dari AS dan beberapa negara Barat, melancarkan serangan brutal di Yaman sejak Maret 2015 dalam upaya untuk menempatkan kembali mantan presiden Yaman yang setia dengan Riyadh, Abd Rabbuh Mansur Hadi dan untuk menghancurkan gerakan Houthi Ansarullah yang populer dalam beberapa minggu.
Sementara Arab Saudi gagal mencapai salah satu tujuannya, perang yang dipaksakan telah mengubah Yaman menjadi krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan ratusan ribu orang Yaman tewas dan banyak lainnya menghadapi kelaparan dan kelaparan.
Ini juga berdampak besar pada infrastruktur Yaman, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan pabrik.
Menurut PBB, 80 persen dari 30 juta orang Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan atau perlindungan. Sekitar 13,5 juta orang Yaman saat ini menghadapi kerawanan pangan akut.
Parlemen Eropa pada hari Kamis (11/2) meminta negara-negara anggota Uni Eropa untuk melarang penjualan senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.