Tel Aviv, Purnawarta – Ribuan massa memadati jalanan Tel Aviv dan Yerusalem pada Sabtu (24/3) dalam aksi unjuk rasa menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyegerakan perundingan tawanan dan mengundurkan diri. Aksi tersebut bertepatan dengan Purim yang notabene adalah hari raya umat Yahudi. Para orator dalam aksi tersebut berbicara dalam konteks merayakan Purim.
Hari raya Purim memperingati terselamatkannya warga Yahudi dari upaya pembunuhan massal yang akan dilakukan seorang menteri Raja Persia yang bernama Haman. Haman merupakan menteri Raja Ahasuerus Xerxes I of Persia. Rencana pembunuhan tersebut didengar dan digagalkan oleh permaisuri Ahasuerus yakni Ratu Esther yang merupakan keturunan Yahudi dari suku Benyamin.
“Sebagaimana upaya penyelamatan orang-orang Yahudi di zaman itu berada di tangan Esther, upaya penyelamatan para tawanan saat ini berada di tangan kita, di tangan para pejabat kita,” ujar orator. Di Yerusalem, massa berpawai di sekitaran kediaman PM Netanyahu. “Tidak ada hari raya tanpa kepulangan para tawanan,” teriak mereka.
Massa membawa banner bertuliskan “SOS USA” dan “Tolong, tolong, kami butuh pertolongan kalian” sebagai seruan terhadap AS untuk menekan para pejabat mereka. Massa juga menyindir Netanyahu beserta istrinya yang sempat mengatakan bahwa para tawanan Israel tidak tahu berterimakasih dengan menyanyikan yel-yel “Bibi, Sara, thanks for all the shit -Bibi, Sara, terimakasih atas semua omong kosongnya” sepanjang pawai berlangsung.
Aksi ini berlangsung ricuh dengan polisi setelah massa menutup jalan dan menyalakan api di sekitar lokasi demonstrasi. Massa juga menyalakan api di sepanjang jalan sekitar rumah para pejabat seperti Gideon Sa’ar, Itamar Ben Gvir dan Yitzchak Wasserlauf. Massa mencegah tim pemadam memadamkan api, kemudian polisi menggunakan kekerasan untuk menahan mereka.
Belum ada kejelasan mengenai perkembangan perundingan tawanan. Israel mengatakan pihaknya akan bersedia untuk melepaskan 800 tawanan Palestina yang mendekam di penjara Israel untuk 40 tawanannya namun tetap enggan melakukan gencatan senjata sebagaimana yang dituntut oleh Hamas. Delegasi Israel mengatakan bahwa saat ini kemungkinan kita sampai ke kata sepakat masih 50 banding 50.