Tehran, Purna Warta – Festival media internasional ketiga ini digelar di Tehran dengan kehadiran Peyman Jebelli (Kepala Penyiaran Republik Islam Iran/IRIB), Ahmad Norouzi (Kepala Layanan Dunia IRIB), serta sejumlah tokoh anti-kesombongan global. Acara yang berlangsung dari 3 hingga 8 Mei ini memberikan penghargaan khusus kepada Clare Daly dan Mick Wallace (mantan anggota Parlemen Eropa), George Galloway (mantan anggota Parlemen Inggris), Ahmad Sahmoud (jurnalis Palestina dari Al-Alam TV di Gaza), dan Masoud Nejabati (seniman grafis Iran) atas upaya mereka mendukung perlawanan dan melawan penindasan.
Dalam pidatonya, Kepala IRIB menekankan peran media independen dalam menyuarakan kaum tertindas dan berada di “sisi sejarah yang benar.” Jebelli memberi penghormatan kepada para syuhada perlawanan seperti Ismail Haniyeh, Sayyed Hassan Nasrallah, dan Yahya Sinwar, sambil menyoroti semakin kuatnya persatuan kekuatan independen melawan sistem penindas.
Ia mengkritik kekuatan arogan yang membombardir anak-anak Gaza dengan “senjata dan bom,” menegaskan bahwa kehormatan Front Perlawanan terletak pada keteguhan melawan penindasan dan meluasnya gerakan rakyat anti-Zionis di seluruh dunia, dari Timur hingga Barat.
Mengutip pesan Pemimpin Revolusi Islam untuk pelajar global, Jebelli menyebut protes anti-kesombongan sebagai bagian dari gerakan perlawanan yang lebih luas. Ia menekankan kewajiban media untuk mematahkan “spiral kesunyian” dan menjaga ingatan sejarah. Simbol “kunci” dalam budaya Palestina, katanya, melambangkan “kembali ke rumah,” menegaskan bahwa perjuangan Palestina akan tetap abadi selama rakyatnya masih ada.
Ahmad Norouzi, Kepala Layanan Dunia IRIB, mengungkapkan kebanggaan atas kehadiran tokoh-tokoh internasional serta memuji keberanian reporter Al-Alam dan Press TV yang meliput kejahatan Zionis di Gaza dan Lebanon. Norouzi menyebut, sejak Operasi Banjir Al-Aqsa, perhatian terhadap Palestina menjadi fokus tak terelakkan dalam festival ini.
Ia juga menyoroti statistik mengejutkan bahwa 8% populasi Gaza—khususnya perempuan dan anak-anak—telah gugur dalam serangan Zionis, serta memuji dukungan Iran bagi Palestina. Norouzi turut mengenang 200 jurnalis syuhada yang gugur dalam mencari kebenaran.
Ehsan Kaveh, Sekretaris Festival, menyebutkan 4.160 karya diterima dari 40 negara, dengan 533 karya khusus bertema Palestina. Penghargaan diberikan dalam dua kategori utama (“Media dan Tata Dunia Baru,” menekankan identitas lokal, spiritualitas, keluarga, dan perlawanan) serta kategori khusus Palestina.
Karya pemenang antara lain dokumenter Prancis ‘A Father, A Son, and Sankara’, laporan berita ‘Voice of Life’ dari Yazd, dan artikel ‘333 Days of Genocide in Gaza’. Untuk kategori Palestina, dokumenter ‘Life Under Fire’ dari Gaza dan animasi ‘Ceasefire’ dari Australia meraih apresiasi.
Pada acara sampingan, Pasar Film Internasional pertama Festival Sobh dibuka dengan lebih dari 30 stan media dan 15 pembeli internasional. Orkestra Simfoni dan Paduan Suara IRIB juga tampil membawakan karya musik.
Festival Sobh terus berkomitmen memperkuat suara media independen dan mendukung kaum tertindas, khususnya Palestina. Menurut Kepala IRIB, media nasional memiliki tanggung jawab sejarah dan moral untuk menyampaikan “suara yang tak terdengar” kepada dunia.