Damaskus, Purna Warta – Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Damaskus, menewaskan sedikitnya tiga warga sipil dan melukai sembilan lainnya, menurut media pemerintah Suriah.
Rudal ditembakkan dari pesawat Israel yang ditempatkan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, menargetkan wilayah barat daya Damaskus.
Pertahanan udara Suriah mencegat banyak rudal yang masuk, menurut laporan dari media pemerintah Suriah.
Militer Suriah menyatakan bahwa tiga warga sipil tewas, sembilan lainnya luka-luka, dan kerusakan signifikan terjadi pada properti pribadi akibat serangan Israel.
Wartawan lokal Safaa Ahmad termasuk di antara mereka yang tewas di lingkungan Mezzeh di Damaskus, menurut outlet berita Al Mayadeen. Tim penyelamat dikirim untuk mengelola kebakaran yang disebabkan oleh serangan itu.
Televisi Suriah juga mengonfirmasi kematian pembawa acaranya, Safaa Ahmad, yang digambarkan sebagai “martir” agresi Israel.
Kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan bahwa sistem pertahanan udara mencegat target musuh di wilayah Damaskus untuk ketiga kalinya pada malam hari, istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada serangan udara Israel.
Gelombang serangan berikutnya menargetkan pinggiran kota Damaskus, dengan pertahanan udara Suriah mencegat banyak rudal.
Suriah telah berulang kali meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertindak melawan serangan ini, yang dipandangnya sebagai pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Israel sering menargetkan posisi militer di Suriah, khususnya posisi Hizbullah, kelompok perlawanan Lebanon yang telah mendukung tentara Suriah dalam perangnya melawan militan yang didukung asing.
Rezim Israel jarang mengomentari serangannya di Suriah, yang dilihat oleh sebagian orang sebagai respons terhadap keberhasilan pemerintah Suriah dalam memerangi terorisme.
Damaskus secara konsisten meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap serangan-serangan ini, yang dipandangnya sebagai pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Serangan udara tersebut terjadi di tengah genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang menurut laporan, telah merenggut nyawa lebih dari 41.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dalam setahun terakhir.