Tel Aviv, Purna Warta – Yossi Cohen, mantan kepala badan intelijen Israel Mossad, telah memberikan wawancara tentang operasi negaranya dalam pencurian dokumen nuklir Iran.
Cohen, yang pensiun sebagai kepala Mossad pekan lalu, berbicara kepada wartawan Ilan Dayan di program dokumenter Uvda Channel 12, yang disiarkan di televisi Israel pada Kamis malam (10/6).
Baca Juga : Capres Hemmati: Politisi Silahkan Pergi, Biarkan Ekonom yang Memimpin Iran
Sambil memberikan perincian tentang pencurian arsip nuklir Iran itu, Cohen mengatakan penyerangan ke gudang pada tahun 2018 lalu berhasil mengangkut puluhan ribu dokumen ke Israel. Dia mengisyaratkan keterlibatan Israel dalam penghancuran fasilitas nuklir Iran di Natanz, dan pembunuhan seorang ilmuwan nuklir.
Pada Juli 2020, sebuah ledakan misterius menghancurkan perakitan sentrifugal canggih Natanz. Iran kemudian melayangkan tuduhannya kepada kepada Israel. Lalu pada bulan April tahun ini, ledakan lain merobek salah satu ruang pengayaan bawah tanahnya.
Baca Juga : Amandemen Baru, Wanita Saudi Dapat Hidup Sendiri Tanpa Persetujuan Wali Pria
Cohen tidak secara langsung mengklaim serangan itu, tetapi detail yang ia jelaskan memberikan pengakuan adanya campur tangan Israel dalam serangan itu. Pewawancara, jurnalis Ilan Dayan, juga tampaknya menawarkan deskripsi rinci dalam sulih suara tentang bagaimana Israel menyelundupkan bahan peledak ke ruang bawah tanah Natanz.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjuk Cohen sebagai kepala Mossad pada akhir 2015. Dia bergabung dengan agensi tersebut pada tahun 1982 setelah belajar di universitas di London, dan mengatakan kepada program tersebut bahwa dia memiliki ratusan paspor sepanjang karirnya.
Baca Juga : Taliban: Tentara Turki Harus Tinggalkan Afghanistan
Saat-saat yang paling mengungkapkan dalam wawancara adalah tentang pencurian arsip nuklir Iran.
Netanyahu mengungkapkan file yang dicuri pada konferensi pers pada tahun 2018, yang katanya membuktikan Iran pernah diam-diam mencoba membuat senjata nuklir. Namun tuduhan ini dibantah mentah-mentah oleh Iran.