Damaskus, Purna Warta – Iran dan Suriah dalam sebuah langkah baru melakukan sebuah agenda kerjasama dan meloloskan resolusi untuk menghadapi agresi Israel.
Amir Abdullahian dan Mikdad membuat pernyataan tersebut dalam konferensi pers bersama yang diadakan di ibukota Suriah, Damaskus pada Sabtu malam (2/7) ketika kedua diplomat membahas hubungan bilateral, masalah regional, upaya kontraterorisme dan langkah-langkah untuk menghadapi serangan Israel.
“Kami membahas masalah kepentingan bersama antara kedua negara dan cara meningkatkan kerja sama permanen dan jangka panjang untuk melayani rakyat kedua negara,” kata Amir Abdullahian.
Baca Juga : Pembatasan Akses Perbankan Kepada Warga Negara Asing yang Tinggal di Iran
Menggaris bawahi integritas teritorial Suriah, Amir Abdullahian mengatakan Suriah berada di garis depan perang melawan rezim palsu dan pendudukan Israel, dirinya menambahkan bahwa pemerintah Suriah, pemimpin dan rakyat tidak akan membiarkan Zionis mengancam keamanan regional serta keamanan negara mereka.
“Kami terus menawarkan dukungan tak tergoyahkan bagi perlawanan untuk memastikan keamanan abadi di kawasan itu terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh rezim palsu Israel,” tambah diplomat Iran itu.
Amir Abdullahian mengutuk agresi Israel terhadap Suriah dan menekankan bahwa Iran akan terus mendukung Suriah untuk melawan perang teroris yang telah dihadapinya dan bersumpah mendukung Republik Islam Iran untuk persatuan, integritas dan keamanan wilayah Suriah.
“Tidak ada keraguan bahwa hubungan antara Iran dan Suriah sangat strategis,” kata Amir-Abdullahian. “Kami dengan bangga mengumumkan bahwa Republik Islam Iran tidak pernah dan tidak akan pernah meninggalkan teman dan sekutunya sendirian di masa-masa sulit.”
Baca Juga : Iran Soroti Kondisi Keamanan di Provinsi Kurdistan
Serangan Israel tidak akan terjawab
Mikdad, pada bagiannya, mengutuk upaya pimpinan Barat yang bertujuan memperluas lingkaran terorisme dan perang di kawasan itu serta memperingatkan rezim Zionis bahwa Suriah mampu menanggapi serangan Zionis.
“Kami memberi tahu Israel bahwa kekuatan yang didukung Amerika Serikat memiliki batasnya dan Israel harus tahu bahwa serangannya tidak akan terjawab,” tambah diplomat tinggi Suriah itu.
Suriah telah dicengkeram oleh militansi yang didukung asing sejak Maret 2011. Pemerintah Suriah mengatakan rezim Israel dan sekutu Barat serta regionalnya membantu kelompok teroris Takfiri yang mendatangkan malapetaka di negara itu.
Israel sering menargetkan posisi militer di dalam Suriah, terutama kepada gerakan perlawanan Lebanon Hizbullah yang telah memainkan peran kunci dalam membantu tentara Suriah dalam memerangi teroris yang didukung asing.
Mikdad juga menunjukkan hubungan yang mengakar antara kedua negara dan cara-cara untuk memperbaiki situasi di kawasan itu dengan mengatakan hubungan Damaskus-Tehran akan menguntungkan seluruh kawasan dan dunia.
Baca Juga : Warga Iran Peringati 34 Tahun Jatuhnya Pesawat Penumpang yang Ditembak Rudal AS
Iran siap menawarkan solusi untuk meredakan ketegangan Suriah-Turki
Di tempat lain selama pertemuan bersama, Amir Abdullahian menekankan bahwa Iran sedang bekerja menuju solusi politik untuk mencegah Turki menyerang Suriah utara setelah Ankara mengancam akan meluncurkan serangan baru di negara Arab.
“Kami menyuarakan kesiapan untuk menawarkan solusi politik untuk membantu dalam hal ini. Kami akan mengerahkan semua upaya kami untuk mencegah operasi militer apa pun,” kata Amir Abdullahian, seraya menambahkan bahwa dia juga telah berbicara dengan para pejabat Turki tentang solusi diplomatik.
“Setiap tindakan militer Turki di utara Suriah akan menjadi elemen destabilisasi di kawasan itu,” katanya.
Menteri luar negeri Suriah juga menyambut baik upaya Iran untuk meredakan ketegangan antara Ankara-Damaskus dengan mengatakan, “Kami memiliki kepercayaan pada Republik Islam Iran dan bukan yang lain.”
Baca Juga : Iran Konsisten Dukung Kemerdekaan Palestina
Turki telah melakukan beberapa serangan terhadap bagian utara negara tetangga Suriah sejak 2016 untuk melawan militan Kurdi yang dikenal sebagai Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
Ankara mengaitkan YPG dengan kelompok teroris Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah memerangi perang separatis mematikan melawan Turki selama beberapa dekade.