Tehran, Purna Warta – Saeed Khatibzadeh, Jubir Kementerian Luar Negeri Iran, membalas pernyataan NATO dan negara-negara G7 yang menyasar hingga urusan dalam negeri Tehran dan mengecam keras dengan menyindir sejarah kelam mereka di Kawasan.
“Dengan histori kelamnya di Kawasan, NATO dan G7 tidak memiliki kedudukan istimewa lagi di mata kami hingga berhak menasehati, khususnya tentang Iran sebagai jangkar perdamaian dan keamanan regional,” tweetnya di laman privasi.
Baca Juga : Kekhawatiran Surat Kabar The Guardian Inggris akan Kemenangan Ibrahim Raeisi dalam Pemilihan Umum di Iran
“Dari pada beretorika dengan pihak lain, sebaiknya mereka menaati hukum-hukum internasional,” tambah Jubir Khatibzadeh.
W/ a disastrous record in our region, NATO & G7 have no high ground to preach from—particularly to Iran as an anchor of peace & security in the region
Equating aggrieved & spoiler only indicative of a flawed & politicized approach
Instead of lecturing others, abide by int'l law
— Saeed Khatibzadeh | سعید خطیبزاده (@SKhatibzadeh) June 15, 2021
Cuitan Saeed Khatibzadeh ini adalah respon akan pernyataan NATO di akhir konferensi di Brussels yang dalam salah satu bagiannya menyindir Iran.
“Kami berjanji untuk meyakinkan bahwa Iran tidak akan pernah mengembangkan senjata nuklir,” jelas NATO.
Meskipun NATO dalam pernyataannya mendukung resolusi nuklir Iran dan Eropa, JCPOA, namun mereka mengecam Iran karena dukungannya atas gerakan-gerakan resistensi atau Muqawamah Kawasan.
Dalam pernyataan kental intervensi tersebut, NATO menyatakan, “Kami mengecam dukungan Iran atas kelompok-kelompok proksi dan aktor bersenjata non-pemerintah termasuk dukungan finansial, pelatihan, pengembangan teknologi rudal dan senjata.
Baca Juga : Wakil Arab di Knesset: Bendera Al-Quds Adalah Bendera Palestina
Kami mengajak Iran untuk menghentikan aktifitas rudal balistiknya yang bertentangan dengan piagam 2231 DK PBB dan mencegah hal tersebut.”