Izin Bin Salman Bagi Zionis Untuk Bersenang-Senang di Pulau Tiran dan Shanafir

Izin Bin Salman Bagi Zionis Untuk Bersenang-Senang di Pulau Tiran dan Shanafir

Riyadh, Purna Warta Situs web ekonomi Globes milik pihak rezim Zionis mengumumkan niat Arab Saudi untuk menerima turis rezim Zionis di dua pulau Tiran dan Shanafir dan menampung mereka di hotel dan kasino di pulau-pulau ini untuk menghabiskan liburan mereka di Arab Saudi, dimana kepemilikan kedua pulau ini dialihkan dari Mesir ke Arab Saudi.

Situs web Globes melaporkan, dengan mengutip sumber informasi, bahwa Arab Saudi juga ingin menghubungkan kedua pulau ini ke Mesir dengan membangun jembatan untuk mengubah kedua pulau ini menjadi pusat wisata.

Menurut situs web ini, Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman ingin membuka pintu negaranya untuk semua orang dengan mengimplementasikan proyek pariwisata besar di sepanjang Laut Merah hingga Eilat (terletak di selatan Palestina yang diduduki).

Baca Juga : Iran Berikan Kontrak $500 Juta Untuk Hidupkan Kembali Sumur Minyak Produksi Rendah

Situs ini menambahkan, kesepakatan penetapan batas maritim antara Mesir dan Arab Saudi dibuat pada tahun 2016, dengan mempertimbangkan kondisi rezim Israel. Rezim ini telah membuat penandatanganan perjanjian ini dan pengalihan kepemilikan dua pulau dari Mesir ke Arab Saudi dengan syarat non-konflik dalam pengalihan ini dengan perjanjian kompromi antara Tel Aviv dan Kairo.

Menurut ketentuan perjanjian kompromi antara Mesir dan rezim Israel, dimana kekuatan multinasional lah yang dapat mengontrol pulau-pulau ini, karena Zionis khawatir bahwa demarkasi perbatasan akan mengarah pada kendali Saudi, dan pendekatan ini akan membahayakan kebebasan pergerakan maritim rezim Israel

Menurut sumber-sumber informasi tersebut, dibukanya pulau Tiran dan Shanafir untuk para turis rezim Israel menunjukkan keinginan Arab Saudi untuk meningkatkan langkah agar lebih dekat kepada Tel Aviv. Namun, pendekatan ini akan dicapai secara bertahap dan dengan cara yang tidak memiliki signifikansi politik jangka panjang.

Sumber-sumber ini menambahkan: Proses ini berlanjut dengan langkah lambat dan melalui lebih banyak tindakan untuk pemulihan hubungan Arab Saudi dan rezim Zionis, akan tetapi sekarang, proses ini telah membuat kemajuan yang signifikan, meski langkah terakhir normalisasi belum dilakukan.

Mohammad bin Salman, pangeran muda Saudi, dengan meninggalkan budaya dan tradisi lama rakyat Saudi sembari menginjak-injak nilai-nilai Islam, telah menempatkan promosi Westernisasi di atas agendanya, dan untuk mencapai tujuannya, ambisi dalam bentuk rencana “Arabia 2030” dan kehadiran turis asing telah menjadi agenda mereka sebagai kedok penentangan kesucian dan hubungan terlarang.

Direktur Senior Pemasaran Pariwisata di Perusahaan Pengembangan Laut Merah Internasional (RSG), Loridana Pettinati baru-baru ini mengumumkan pada sebuah upacara yang diadakan di UEA bahwa Arab Saudi tidak akan memberlakukan batasan apa pun untuk para wanita di seluruh negeri Arab saudi.

Loridana Pettinati menambahkan: “Jika Anda belum menikah, tidak masalah tinggal di hotel Saudi, dan pria dan wanita yang memesan kamar di hotel tidak akan ditanya apakah mereka sudah menikah atau belum. Selain itu, wanita dapat menginap di pantai wisata negara ini dan bisa berpakaian sesuka mereka.”

Baca Juga : Sekularisme Di Perancis Sesuai Dengan Ideologi Charlie Hebdo

Dia berkata: “Tujuan kami adalah untuk mengembangkan perjalanan yang berkesan dan mendapatkan pengalaman, dan sektor perjalanan mewah di Dewan Kerjasama Teluk Persia yang tumbuh dengan kecepatan luar biasa dan menjanjikan.”

Tindakan yang bertentangan dengan budaya Saudi oleh otoritas negara ini dilakukan tidak lain untuk menarik wisatawan asing, sementara banyak dari rencana ini ditentang oleh media Saudi, aktivis budaya dan social Saudi, dimana mereka menganggap bahwa rencana pemerintah adalah untuk melemahkan budaya Islam dan menjunjung kebebasan semu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *