Tehran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras aksi terbaru penodaan kitab suci umat Islam Al-Qur’an di Denmark dan menganggapnya sebagai sisi lain dari ekstremisme dan kekerasan Takfiri.
Nasser Kan’ani membuat pernyataan setelah kelompok Denmark membakar salinan Al-Qur’an selama demonstrasi di ibukota Kopenhagen. Menurut laporan media, kelompok itu juga membakar bendera Turki dalam demonstrasi yang sama.
Baca Juga : Qalibaf: Islam Iran Adalah Pendukung Poros Perlawanan Terbesar dan Paling Teguh di Dunia
“Tindakan penodaan ini, yang dilakukan oleh kelompok ekstremis selama bulan suci Ramadhan merupakan penghinaan terhadap agama suci Islam dan penghinaan terang-terangan terhadap semua Muslim di dunia,” kata Kan’ani.
Tindakan penghinaan ini dilakukan pada hari Jumat (16/4), yang bertepatan dengan Hari Quds Internasional, ketika semua orang-orang merdeka di dunia menyerukan pembebasan al-Quds dari pendudukan rezim Zionis. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menambahkan, “ Ini adalah cara yang paling mengerikan untuk menunjukkan klaim yang disebut Barat sebagai kebebasan berekspresi.”
“Menjadi bebas untuk menghina kesucian umat Islam adalah sisi lain dari ekstremisme dan kekerasan Takfiri, dan pantas mendapatkan tingkat kecaman dan reaksi penghambatan yang sama,” tambahnya.
Kan’ani juga meminta pemerintah Denmark mengambil langkah tegas untuk mencegah terulangnya tindakan kebencian tersebut.
Sejak tahun lalu, frekuensi penghinaan terhadap Islam dan kitab sucinya meningkat di Eropa. Beberapa negara Eropa telah menjadi tuan rumah bagi tindakan tercela seperti dan menarik kecaman luas dari negara-negara Muslim dunia.
Pada bulan Januari, warga negara ganda Denmark dan Swedia Rasmus Paludan membakar salinan Al-Qur’an di depan kedutaan Turki di Stockholm, dan kemudian di depan sebuah masjid.
Beberapa hari kemudian di Belanda, ekstrimis sayap kanan, Edwin Wagensveld, yang memimpin partai anti-Muslim PEGIDA, merobek salinan Alquran sebelum membakarnya.
Baca Juga : Lagi, Amerika Curi Minyak Suriah
Negara-negara Muslim di seluruh dunia, terutama di kawasan Asia Barat, telah mengeluarkan pernyataan terpisah, mengecam keras penodaan Al-Qur’an di Denmark. Mereka menegaskan, tindakan hinaan tersebut melukai perasaan umat Islam dunia selama bulan puasa Ramadhan.
Kementerian Luar Negeri Turki menggambarkan tindakan seperti itu sebagai bentuk kejahatan rasial, dan mengatakan bahwa Ankara tidak akan menerima “tindakan keji yang diizinkan dengan kedok kebebasan berekspresi.”