Muscat, Purna Warta – Sedikitnya enam orang tewas dan 30 lainnya luka-luka dalam penembakan di sebuah masjid di Oman yang diklaim oleh kelompok teroris Daesh (ISIL atau ISIS).
Baca juga: Empat Orang Tewas Tertembak di Dekat Masjid di Oman
Serangan pada Senin malam itu menandai tindakan kekerasan yang jarang terjadi di negara Teluk Persia dan terjadi di Wadi Kabir, sebuah distrik di sebelah timur ibu kota Muscat, selama acara keagamaan besar bagi Muslim Syiah, Al Jazeera melaporkan.
Video dari tempat kejadian menunjukkan orang-orang berlarian di dekat Masjid Imam Ali (AS), menaranya terlihat, saat suara tembakan terdengar diikuti oleh suara yang berkata, “Ya Tuhan!”
Empat warga negara Pakistan dan seorang polisi termasuk di antara mereka yang tewas dan sedikitnya 30 orang lainnya luka-luka, menurut otoritas Oman dan Pakistan.
Daesh mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan bahwa tiga dari “penyerang bunuh diri” mereka menembaki jamaah di masjid pada Senin malam dan saling tembak dengan pasukan keamanan Oman hingga pagi.
Kelompok itu juga menerbitkan apa yang mereka sebut sebagai video serangan itu di situs Telegram mereka.
Polisi Oman mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa tiga orang bersenjata di balik serangan itu tewas dan petugas polisi telah “menyelesaikan prosedur untuk menangani penembakan itu”, katanya.
Polisi tidak mengatakan apakah mereka telah mengidentifikasi motif serangan itu atau melakukan penangkapan. Mereka juga belum merilis identitas para penyerang.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan “mengutuk keras serangan teroris yang keji itu”. Kementerian itu menambahkan bahwa 30 korban selamat dirawat di rumah sakit.
Duta Besar Pakistan untuk Oman, Imran Ali, mengunjungi rumah sakit dan menemui yang terluka, kata pernyataan kedutaan, seraya menambahkan, “Semua warga Pakistan yang tinggal di Oman diminta untuk bekerja sama dengan pihak berwenang.” Ali menggambarkan serangan itu sebagai “peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya… kejadian seperti itu belum pernah kita lihat dalam sejarah Oman”. Ia mengatakan sebagian besar korban di sana dirawat karena luka tembak sementara yang lain menderita luka-luka karena melarikan diri dari serangan itu, termasuk tertimpa reruntuhan bangunan.
Baca juga: Nashrallah: Generasi Sekarang di Gaza Akan Membasmi Israel
Serangan seperti itu jarang terjadi di Oman, yang sering menjadi mediator regional dengan tingkat kejahatan yang rendah. Serangan itu terjadi selama hari Asyura umat Muslim ketika umat Muslim Syiah memperingati kesyahidan Imam Hussein (AS), cucu Nabi Muhammad (saw), di medan perang pada abad ketujuh.
Banyak umat Muslim Syiah memperingati Asyura dengan melakukan ziarah ke makam Imam Hussein (AS) di kota Karbala, Irak.
Serangan Daesh di Oman mengikuti serangan lain di Rusia dan Iran. Pada bulan Maret, kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka berada di balik serangan yang menewaskan lebih dari 140 orang di sebuah gedung konser dekat Moskow, dan pada bulan Januari mereka mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan di kota Kerman di Iran selatan yang menewaskan hampir 100 orang.
Serangan besar seperti itu telah memicu kekhawatiran akan bangkitnya kembali kelompok tersebut.
Pada puncak kekuasaannya di awal tahun 2010-an, Daesh mendeklarasikan apa yang disebut “kekhalifahan” di wilayah yang luas di Suriah dan Irak, menjatuhkan hukuman mati dan penyiksaan kepada para pencela, dan mengilhami serangan di puluhan kota di seluruh dunia.