Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran mengatakan berlanjutnya perang genosida yang dilakukan rezim Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung pada bulan suci Ramadhan memberikan peringatan tentang “bencana yang paling belum pernah terjadi sebelumnya dalam abad ini.”
Baca Juga : Yaman Serang Kapal Penghancur AS Dengan Rudal Angkatan laut dan 37 Drone
Pernyataan tersebut disampaikan Hussein Amir-Abdullahian dalam surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Ketua Dewan Keamanan PBB, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) serta para menteri luar negeri negara-negara Islam dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Merujuk pada perang Israel yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di Gaza, diplomat terkemuka Iran mengecam ketidakmampuan Dewan Keamanan PBB menghentikan agresi brutal di wilayah Palestina dan menyerukan “langkah serius” untuk membantu orang-orang di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Abdullahian mengecam ketidakmampuan DK PBB untuk menghentikan perang melawan Jalur Gaza dan Tepi Barat karena Amerika Serikat menghalangi tindakan efektif DK PBB melalui penggunaan “hak veto” yang berlebihan.
Beliau menegaskan bahwa, “Dengan dimulainya bulan suci Ramadhan, komunitas internasional mutlak perlu menemukan cara-cara praktis dan mengambil tindakan serius untuk mendukung rakyat Palestina, dan segera menghentikan serangan militer terhadap Jalur Gaza dan mencari jalan keluar dari situasi mengerikan saat ini.”
Menteri luar negeri Iran juga menggarisbawahi bahwa rezim Israel “dengan sengaja” menjalankan kebijakan penghancuran total Gaza dengan memberlakukan pengepungan total terhadap wilayah Palestina.
Baca Juga : Bantuan yang Dijatuhkan dari Udara Tewaskan Lima Warga Palestina di Gaza
Israel memulai perang genosida pada 7 Oktober 2023, setelah kelompok perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas melakukan Operasi Badai al-Aqsa terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Sejak itu, rezim tersebut telah membunuh setidaknya 31.184 warga Palestina dan melukai sekitar 72.889 lainnya.
Rezim juga memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan dan air bagi warga Palestina yang tinggal di sana.
“Masih adanya genosida di Jalur Gaza dan Rafah serta kejahatan perang di Tepi Barat, di samping pencegahan pengiriman bantuan dan makanan ke Jalur Gaza oleh rezim Israel dan penggunaan rezim Israel untuk membuat penduduk Gaza kelaparan dengan tujuan perpanjangan genosida dan pembantaian perempuan dan anak-anak, telah menjadi peringatan akan terjadinya bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di abad ini,” tambahnya.
“Sekarang jelas bahwa salah satu tujuan berbahaya yang dilakukan rezim Israel sehubungan dengan pengepungan Gaza dan pemblokiran bantuan kemanusiaan adalah menciptakan kondisi yang menyebabkan keruntuhan sosial dan sipil, menghancurkan semua tanda-tanda kehidupan dan identitas warga Palestina dan melakukan relokasi secara paksa penduduk Jalur Gaza dan Tepi Barat ke negara-negara tetangga,” kata Amir-Abdullahian.
Baca Juga : Aliansi Angkatan Laut Iran-Rusia-Tiongkok Tingkatkan Keamanan Maritim dan Perkuat Tatanan Dunia Baru
“Pendekatan ini membuktikan bahwa rezim kriminal ini dengan sengaja menjalankan kebijakan penghancuran total bangsa dan identitas Palestina.”
Amir-Abdullahian menyatakan kecaman keras Republik Islam terhadap kejahatan Israel di Gaza dan Tepi Barat dan menekankan bahwa komunitas internasional dan badan-badan dunia, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa, memikul tanggung jawab segera untuk mencegah bencana yang dilakukan oleh rezim pendudukan.
“Pada hari pertama bulan suci Ramadhan, saya memperingatkan tentang genosida terang-terangan yang terjadi di suatu negara dan menegaskan kembali perlunya mengambil langkah-langkah efektif untuk mencegah rezim pendudukan Israel dari kemungkinan agresi lebih lanjut di al-Quds dan terhadap jamaah Palestina selama bulan suci ini,” tutup Amir-Abdullahian.
Bulan puasa suci Ramadhan dimulai di Jalur Gaza pada hari Senin. Wilayah ini, dengan populasi sekitar 2,4 juta jiwa, telah berada di bawah pemboman terus-menerus oleh rezim pendudukan selama lebih dari lima bulan.
Baca Juga : Junta Niger Langgar Perjanjian Militer dengan AS, Sebut Kehadiran Amerika ‘Ilegal’
Israel telah menolak berbagai seruan dari komunitas internasional, organisasi dan kelompok hak asasi manusia agar gencatan senjata kemanusiaan diberlakukan sebelum bulan suci Islam.