HomeTimur TengahAyatullah Sistani Kepada Delegasi PBB: Tekankan Pentingnya Budaya Hidup Berdampingan Secara Damai

Ayatullah Sistani Kepada Delegasi PBB: Tekankan Pentingnya Budaya Hidup Berdampingan Secara Damai

Baghdad, Purna Warta – Ulama terkemuka Irak membuat komentar dalam pertemuan hari Rabu di Najaf dengan delegasi PBB yang dipimpin oleh Perwakilan Tinggi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Aliansi Peradaban (UNAOC) Miguel Moratinos, dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Irak Jeanine Hennis-Plasschaert.

Grand Ayatullah Sistani, seperti yang diterbitkan dari kantor otoritas agama menekankan pentingnya upaya bersama yang bertujuan untuk mempromosikan budaya hidup berdampingan secara damai, menolak kekerasan dan kebencian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai harmoni berdasarkan pada memperhatikan hak dan saling menghormati di antara pemeluk agama yang berbeda,.

Tragedi yang diderita banyak orang dan kelompok etnis adalah akibat dari penganiayaan intelektual dan agama yang dipraktikkan terhadap mereka serta ketidakadilan sosial, katanya, seraya menambahkan bahwa tragedi semacam itu berperan dalam munculnya gerakan ekstremis yang menggunakan kekerasan buta terhadap rakyat dan warga sipil tak berdaya serta terhadap pusat-pusat keagamaan dan situs arkeologi.

Menggarisbawahi kebutuhan untuk mengatasi akar penyebab dari fenomena ini, ulama terkemuka itu mengatakan bahwa diperlukan upaya untuk memastikan terwujudnya keadilan dan perdamaian di masyarakat.

Menghargai upaya PBB di bidang ini, dia berharap kesuksesan Moratino dalam menjalankan misinya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga merilis pernyataan pada pertemuan tersebut, mencatat bahwa Moratinos memuji “kebijaksanaan dan perhatian hangat” Ayatullah Sistani.

“Dia mengungkapkan betapa dia sangat tersentuh oleh pendekatan moderat Yang Mulia dan seruan yang konsisten untuk saling menghormati dan bersatu untuk menang dalam mendukung keragaman dan hidup berdampingan secara damai,” bunyi pernyataan itu, mengutip Moratinos.

Para pejabat PBB juga mempresentasikan “Rencana Aksi PBB untuk Menjaga tempat Keagamaan” selama pertemuan tersebut. Rencana aksi dikembangkan pada 2019 setelah serangan Christchurch di Selandia Baru. Ini adalah seruan global untuk memastikan bahwa orang-orang diperbolehkan menjalankan keyakinan mereka dan menjalankan ritual mereka dengan damai.

Kembali pada Maret 2021, Ayatullah Sistani menerima Paus Francis, mencatat bahwa para pemimpin agama harus mendorong pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, terutama kekuatan dunia, untuk mengutamakan rasionalitas daripada konfrontasi.

Ia juga menekankan pentingnya upaya untuk memperkuat koeksistensi dan solidaritas damai berdasarkan rasa saling menghormati di antara pemeluk agama dan kelompok intelektual yang berbeda.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here