Teheran, Purna Warta – Meskipun tidak ada permintaan atau rencana untuk mengadakan perundingan dengan AS atau Eropa, Iran tetap terbuka untuk meninjau setiap usulan yang adil, seimbang, dan rasional yang diajukan atas dasar saling menghormati dan kesetaraan yang melindungi kepentingan rakyat Iran, ujar Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi.
Berbicara dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi pada Sabtu malam, Araqchi menjelaskan bahwa pengalaman tahun lalu—termasuk perundingan dengan AS dan negara-negara Eropa—telah menunjukkan kesia-siaan negosiasi yang mengabaikan hak dan realitas Iran.
Negosiasi dengan AS, sebagaimana dinyatakan dengan jelas oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei, adalah “jalan buntu”, ujarnya.
“Sedangkan untuk Eropa, mereka berusaha mendorong kita untuk berunding dengan Amerika. Oleh karena itu, tidak ada alasan logis untuk berunding dengan mereka juga,” ujar Araqchi.
Namun, diplomat tinggi tersebut menekankan bahwa ini tidak berarti Iran menolak dialog sama sekali.
“Jika sebuah proposal masuk akal, seimbang, dan didasarkan pada kepentingan dan rasa hormat bersama, proposal tersebut pasti akan dipertimbangkan. Kami selalu mendukung dialog. Bendera negosiasi selalu ada di tangan kami,” kata Araqchi.
Ia menambahkan bahwa posisi Iran tetap konsisten, menekankan bahwa setiap perundingan harus berjalan dengan pijakan yang setara, bebas dari paksaan atau tekanan, dan harus melindungi kepentingan nasional Iran.
Beralih ke ketegangan militer baru-baru ini dengan rezim Zionis, Araqchi mengomentari laporan panggilan telepon antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan mengatakan bahwa meskipun Moskow telah menyampaikan pesan tersebut kepada Teheran, perkembangan tersebut tidak mengubah penilaian lapangan Iran.
“Angkatan Bersenjata kami tetap waspada penuh dan terus memperkuat kemampuan mereka setiap hari. Rezim Zionis dikenal suka menipu, dan pengumuman semacam itu mungkin merupakan bagian dari siasat,” ia memperingatkan, seraya menambahkan bahwa pengungkapan publik Putin tentang kontak tersebut mungkin dimaksudkan untuk menggagalkan manipulasi semacam itu.
Menteri Luar Negeri menegaskan kembali bahwa pengalaman perang 12 hari telah membuktikan sikap tegas Iran terhadap agresi eksternal.
“Republik Islam tidak akan menyerah atau tinggal diam dalam menghadapi serangan,” ujarnya. “Angkatan Bersenjata kami sepenuhnya siap dan fokus pada tugas mereka, tidak terpengaruh oleh perang psikologis atau tipu daya.”