HomeNasionalPeristiwaBalap Karung Jadi Pemicu Seorang Ibu di Jambi Meninggal Dunia, Apakah Termasuk...

Balap Karung Jadi Pemicu Seorang Ibu di Jambi Meninggal Dunia, Apakah Termasuk Olahraga Berat?

Jakarta, Purna Warta – Sesaat usai mengikuti lomba balap karung pada perayaan HUT RI, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan inisial nama DW (39) di Kerinci, Jambi, meninggal dunia.

Dalam video yang viral di media sosial, terlihat DW sempat tertawa setelah sampai di garis finish. Namun beberapa saat kemudian, ia tumbang dan tergeletak di tanah, hingga kemudian dinyatakan meninggal dunia.

“Korban diduga kelelahan setelah selesai melaksanakan lomba balap karung. Sekira pukul 16.30 WIB korban dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Kapolsek Batang Merangin, Iptu Julisman, dikutip dari detikSumut, Sabtu (19/8/2023).

Dalam kesempatan sebelumnya, dokter spesialis ortopedi konsultan sports injury dr Andi Nusawarta, M.Kes, SpOT(K), sempat menjelaskan bahwa balap karung sebenarnya tergolong olahraga high impact karena menggunakan gerakan melompat sehingga menciptakan dampak saat kaki menyentuh tanah.

Walaupun memang, balap karung yang merupakan modifikasi dari gerakan squat aman-aman saja dilakukan oleh orang yang sudah biasa berolahraga.

“Misal orang ini sudah rutin olahraga, di challenge melakukan hal baru kayak lompat karung sambil jongkok. Buat orang yang sudah biasa ya biasa aja dan tidak akan sakit,” jelasnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Dengan begitu, dr Andi mengingatkan, penting untuk panitia perlombaan berhati-hati dalam memilih peserta lomba balap karung. Sebab, tidak semua orang memiliki kondisi fisik yang cukup mumpuni untuk aktivitas fisik seperti balap karung, dan beberapa orang memiliki kerentanan lebih tinggi untuk mengalami cedera.

“Sebaiknya itu panitianya mengatur, jangan dibuat serabutan, jadi langsung pada lomba nggak jelas timnya, saya sarankan sih diatur supaya menghindari cedera,” beber dr Andi.

Begitu juga untuk peserta, dr Andi menyarankan, sebaiknya jujur perihal kondisi kesehatan tubuh. Pasalnya, perlombaan dengan beban gerakan fisik yang cukup berat seperti balap karung sebaiknya hanya dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa melakukan aktivitas fisik dengan beban serupa.

“Mereka (peserta) seharusnya juga tahu, siapa yang melakukan itu yang terbiasa. Jangan karena euforia, belum pernah, terus maksa. Jangan karena euforia nanti jadi sakit, cedera,” tegas dr Andi.

“Orang yang jarang olahraga dan rentan, itu justru bukan positif yang didapatkan tapi negatif, bisa cedera,” pungkasnya.

Itulah penjelasan pakar terkait mengenai olahraga balap karung yanh bisa menjadi pemicu meninggalnya seseorang.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here