Beijing, Purna Warta – Proses penetrasi serangan siber AS ke Cina memungkinkan untuk mendapatkan informasi sekelompok orang di negara ini dengan identitas sensitif juga dapat diraih dan diperiksa, serta data ini dikemas dan terenkripsi, lalu dikirim ke markas besar National Security Agency (NSA) AS melalui beberapa server.
Baca Juga : Klaim Menteri Pertahanan Saudi tentang Solusi Politik untuk Krisis Yaman
Pada 22 Juni, Northwest Polytechnic University of China mengumumkan bahwa peretas luar negeri telah mengirim email phishing dengan program Trojan kepada profesor dan mahasiswa universitas dan mereka mencoba mencuri data dan informasi pribadi mereka.
Penyelidik mengaitkan serangan siber dengan Kantor Operasi Akses Khusus Badan Keamanan Nasional (TAO), kata laporan itu. Selama serangan ini, alat yang dikenal sebagai FoxAcid pertama kali digunakan untuk meretas komputer host internal dan server universitas, dan kemudian dimungkinkan untuk mengontrol beberapa server utama serta beberapa peralatan penting, termasuk router dan sakelar internal universitas, dan akhirnya mencuri data otentikasi.
Baca Juga : Iran Perkenalkan Drone Shahab Buatan Sendiri Untuk Tujuan Pelatihan
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Pusat Nasional untuk Tanggap Darurat terhadap Virus Komputer di Cina, para ahli dengan dukungan teknis dari beberapa negara Eropa dan Asia Tenggara telah mengidentifikasi karakteristik teknis, senjata serangan, dan rute yang digunakan dalam serangan dunia maya di universitas tersebut.
Cina melakukan Penelitian ini untuk menunjukkan bahwa Badan Keamanan Nasional AS menggunakan 41 jenis senjata siber dalam serangan baru-baru ini. Cina telah berhasil mengidentifikasi 13 pelaku serangan tersebut.