Purna Warta — Sejarah mencatat bahwa ada dua orang sahabat Nabi saw menggunjing salah satu dari teman mereka, yaitu Salman.
Pada waktu itu, Nabi saw meminta Salman untuk pergi mengambil makanan dari Baitul Mal untuk diberikan kepada dua orang yang datang kepada Nabi saw.
Pengurus Baitul Mal, Usamah bin zaid, berkata bahwa ia sekarang tidak mempunyai apa-apa.
Ketika melihat dan mendengar kejadian ini, salah satu dari dua sahabat nabi tersebut berkata pada temannya, “Dia (Usamah) pelit” dan tentang Salman, mereka berberkata “Kalau seandainya ia disuruh untuk mengeringkan sumur yang penuh dengan air, maka ia akan melakukannya.”
Setelah itu, dua sahabat Nabi saw pergi untuk mengintai apa yang sedang dilakukan oleh Usamah.
Ketika mereka datang ke sisi Nabi saw, beliau bersabda bahwa “Aku mencium bau daging dari mulut kalian.”
Mereka berdua berkata, “Sesungguhnya kami hari ini benar-benar tidak memakan daging wahai Rasulullah.”
Rasul saw bersabda, “Iya! Kalian telah memakan daging Salman dan Usamah.”
وَ لا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضاً أَ يُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحيمٌ
Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Surat al-Hujurat [49]: 12)
Para ulama akhlak mendefinisikan gibah atau menggunjing sebagai segala sesuatu yang apabila orang yang digunjing mendengarnya, ia akan merasa sakit hati.
Adapun tentang ibarat “memakan daging saudaraya”, sebagian mufasir, berpendapat bahwa itu semua karena yang digunjing tidak berdaya dan tidak bisa membela dirinya sendiri. Jadi Al-Quran menyerupakannya dengan sesosok jenazah yang sama seperti ia, tidak bisa melakukan apa-apa.
Baca juga: Kisah Hikmah Abu Hanifah & Harta Yang Hilang