PurnaWarta — Allah swt menciptakan manusia dengan segala kelebihannya dibanding yang lain. Salah satu kelebihan dan keistimewaan tersebut adalah manusia diciptakan dengan lisannya. Sebaiknya apa yang harus dilakukan dengan lisan kita? Apa sebenarnya hakikat penciptaan lisan?
Pertama, memperbanyak dzikir, ingat kepada Allah ﷻ . Hal ini sebagai bentuk kita bersyukur kepada-Nya yang telah memberikan begitu banyak nikmat. Banyaknya menyebut asma-Nya dan mengingat-Nya dengan berdzikir, juga merupakan wujud cinta kita kepada-Nya. Sebab, pepatah mengatakan bahwa semakin kita cinta, semakin kita akan sering menyebut-nyebut namanya. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. mengingatkan bahwa hamba yang paling utama derajatnya di sisi Allah ﷻ pada hari kiamat nanti adalah mereka yang banyak berdzikir kepada Allah ﷻ .
Imam Abul Hasan al-Wahidi mengutip pernyataan Ibnu Abbas, mengatakan bahwa maksud dari hadits tersebut adalah berdzikir kepada Allah di berbagai kesempatan seperti usai shalat, tidur, bangun dari tidur, setiap makan dan juga saat istirahat.
Kedua, membaca Al-Qur’an. Hal ini penting untuk dapat menuntun kita ke jalan agama Allah ﷻ yakni agama Islam.
Membaca Al-Qur’an juga memberikan kita begitu banyak pahala, meskipun kita tidak memahami kandungan dari ayat-ayat yang kita baca. Memperbanyak membaca Al-Qur’an juga akan memberikan kita syafaat kelak di hari kiamat. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baiknya orang di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”.
Ketiga, memberikan petunjuk bagi makhluk Allah ﷻ mengenai agamanya yang benar, yang dijalankan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, yakni agama Islam.
Keempat, menyampaikan kebutuhan agama dan dunia kita. Dalam arti belajar dan melakukan sesuatu keduniaan untuk memenuhi persyaratan peribadatan kita kepada-Nya. Termasuk soal keduniaan, kita bekerja untuk memperoleh bekal makan sebagai sarana agar kuat dalam beribadah. Jika lisan tidak digunakan untuk selain empat hal tersebut, maka tidak ada pilihan lain kecuali diam. Sebab, jika lisan tidak digunakan sesuai dengan tujuan penciptaannya, maka hal tersebut merupakan bentuk kufur nikmat.