Penyiksaan yang Dilakukan UEA di Penjara Rahasia di Yaman

penjara yaman

Purna Warta – Dalam pengungkapan terbaru tentang kejahatan UEA di penjara rahasia di Yaman, seorang saksi mata yang baru-baru ini lolos dari penyiksaan petugas Emirat menceritakan kisah dua tahun penjara.

Dalam pengungkapan kejahatan terbaru di penjara milisi rahasia Abu Dhabi di Yaman, Salem al-Zubairi, seorang tahanan Yaman yang dibebaskan dari penjara yang dikelola UEA, mengungkapkan informasi baru tentang situasi para tahanan dan penyiksaan mereka.

Menurut situs web Emirates Lex, dia yang menghabiskan hampir dua tahun hidupnya di penjara Emirat di Yaman dan dibebaskan pada awal April lalu, menyampaikan: “Saya ditangkap pada 10 Juni 2019. Awalnya, saya berada di salah satu penjara di fasilitas gas Belhaf di provinsi Shabwa, kemudian saya dipindahkan ke tahanan di bandara Al Rayyan di provinsi Hadramaut. Beberapa waktu kemudian, saya dipindahkan ke Penjara Pelabuhan Minyak Al-Dhaba di provinsi yang sama, dan semua penjara ini dikelola oleh pasukan Emirat.”

Dia berkata dengan suara yang sangat sedih dan lelah yang mengungkapkan kesulitan dari pengalamannya, berkata: “Itu adalah hari-hari yang sulit, dan selama itu saya menjadi sasaran berbagai bentuk penyiksaan, termasuk sengatan listrik, pemukulan dengan tongkat dan kabel listrik, yang sering membuat saya pingsan.”

Al-Zubairi menambahkan: “Pada hari-hari pertama penahanan saya di penjara Belhaf, saya mengalami berbagai bentuk penyiksaan yang tak terbayangkan di tangan tentara Emirat. Para prajurit tersebut dipimpin oleh seorang perwira bernama Abu Saif al-Emirati. Penyiksaan dan interogasi saya di penjara ini berlanjut selama tiga bulan.”

Korban, yang merupakan warga Shabwa, Pemimpin Dewan Pengawas dan Audit Dewan Al-Harak Al-Thawri Al-Janubi (Gerakan Revolusi Selatan) dan merupakan anggota biro politik dewan, Dia menambahkan: “Saya berada di sel dengan delapan orang lainnya dan dari waktu ke waktu saya dibawa ke sel isolasi.”

Dia menambahkan: “Mereka menggunakan berbagai metode penyiksaan psikologis, termasuk menelanjangi seorang tahanan, mengikat dan menggantung tangan dan kakinya selama beberapa jam, pemukulan parah pada wajah, kepala ditenggelamkan, dilarang tidur, tidak mendapat air dan tidak diperbolehkan mandi.”

Al-Zubairi menekankan bahwa ada sel-sel lain di penjara dan jumlah narapidana sangat banyak, tetapi kami tidak diizinkan untuk melihat mereka dan hanya mendengar tangisan beberapa dari mereka dan berbicara dengan mereka dari balik tembok.

Warga Yaman ini berbicara tentang alasan penangkapannya: “Selama interogasi, saya pertama kali mengetahui bahwa petugas Emirat menuduh saya sebagai mata-mata negara asing. Tetapi setelah beberapa kali interogasi, petugas yang sama menyatakan bahwa alasan penahanan saya adalah karena menentang kebijakan UEA di Yaman, Tiga bulan kemudian, para tentara UEA memindahkan saya dari penjara Belhaf ke sebuah penjara di Bandara Al Rayyan di Hadramaut dan kemudian ke penjara Bandar al-Dhaba di provinsi yang sama. Dan setelah 7 bulan dan berulang kali meminta pembebasan atau persidangan, saya dirujuk ke pengadilan pidana. .”

Dia menambahkan: “Sidang saya berlangsung lebih dari lima bulan, dan Saya tetap di penjara karena petugas Emirat menentang perintah jaminan yang dikeluarkan oleh pengadilan. Pada tanggal 2 April, saya dibebaskan oleh pengadilan yang membebaskan saya dari semua tuduhan.”

Fasilitas gas Belhaf, yang dioperasikan oleh perusahaan Perancis Total, terletak di provinsi tenggara Shabwa. Dan dikatakan bahwa salah satu penjara terpenting di UEA terletak di sini. Proyek gas Belhaf adalah salah satu proyek investasi terbesar di Yaman dengan biaya awal lebih dari lima miliar dolar. Dan perusahaan-perusahaan Internasional serta perusahaan Yaman juga bekerjasama di dalamnya. Sedang yang paling memiliki banyak saham adalah perusahaan Total yang menyumbang sekitar 40% dari proyek tersebut.

Sebelumnya, surat kabar Le Monde mengonfirmasi keberadaan 18 penjara rahasia di wilayah yang dikuasai UEA dan menulis bahwa UEA mengoperasikan penjara rahasia Belhaf di pangkalan militer yang didirikannya pada pertengahan 2017 di bagian ladang gas di Yaman selatan. Dan orang-orang telah ditahan di pusat penahanan Belhaf sejak pertengahan 2016. Pangkalan militer digunakan untuk apa yang disebut operasi kontra-terorisme, terutama pada tahun 2017.

Surat kabar itu mengkonfirmasi, mengutip laporan dari tiga LSM, bahwa situs Belhaf termasuk pabrik gas alam cair dan terminal ekspor gas alam cair, tetapi ditutup pada 2015 karena perang di Yaman. Dan sejak 2016, telah menjadi basis militan dari apa yang disebut pasukan “elit Shabwa”, yang didukung oleh UEA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *