Sana’a, Purna Warta – Seorang juru bicara gerakan Ansarullah Yaman mengatakan AS baru-baru ini mengambil tindakan di wilayah Laut Merah, bertentangan dengan klaimnya untuk mendukung gencatan senjata di Yaman.
Mohammed Abdul Salam, juru bicara gerakan Ansarullah Yaman dan kepala tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional, mengatakan Amerika Serikat tidak mengindahkan gencatan senjata di Yaman dan bertindak bertentangan dengan klaimnya.
Baca Juga : Suriah Kutuk Kejahatan Zionis Israel di Masjid Al-Aqsha
Dia menulis di akun Twitter-nya pada Jumat malam (15/4): Langkah AS di Laut Merah setelah (dimulainya) gencatan senjata kemanusiaan dan militer di Yaman bertentangan dengan klaim Washington dalam mendukung gencatan senjata.
Abdul Salam melanjutkan: Tindakan AS ini menunjukkan bahwa negara tersebut berusaha untuk mengintensifkan serangannya dan pengepungannya terhadap Yaman.
Gencatan senjata telah diumumkan di Yaman selama hampir dua minggu. Utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, mengumumkan pada 2 April bahwa gencatan senjata dua bulan telah dicapai dengan persetujuan semua pihak di Yaman.
Gencatan senjata, diumumkan pada kesempatan bulan suci Ramadhan, dikatakan sebagai gencatan senjata antara Sana’a dan koalisi Saudi dan elemen afiliasinya, dan semua operasi militer selama dua bulan akan dihentikan. Gencatan Senjata ini dapat diperpanjang jika para pihak setuju.
Baca Juga : Lagi, Koalisi Saudi Langgar Gencatan Senjata
Angkatan Laut AS pada hari Rabu mengumumkan pembentukan pasukan baru untuk berpatroli di Laut Merah, dan mengumumkan bahwa USS Mount Whitney, yang sebelumnya merupakan bagian dari Armada Keenam Angkatan Laut AS di Afrika dan Eropa, juga akan bergabung dengan pasukan tersebut.
Zaifullah al-Shami, juru bicara Pemerintah Keselamatan Nasional, juga menekankan bahwa gencatan senjata berada di ambang kehancuran dan bahwa interaksi tidak konstruktif koalisi agresor dengan gencatan senjata dan gerakan AS di Laut Merah akan memberikan gambaran gelap tentang gencatan senjata.