Tehran: Parlemen Eropa Berubah Menjadi Platform Kebencian terhadap Iran

Tehran: Parlemen Eropa Berubah Menjadi Platform Kebencian terhadap Iran

Tehran, Purna Warta Kementerian Luar Negeri Iran mengkritik tuduhan “tidak berdasar” yang dilontarkan oleh anggota parlemen Eropa tentang dugaan peracunan siswa di sekolah negara itu, dengan mengatakan Parlemen Eropa telah berubah menjadi platform untuk menyebarkan kebencian terhadap Iran.

Baca Juga : 20 Tahun Berlalu, Keadilan untuk Rachel Corrie Masih Tiada Kabar

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (17/3), juru bicara Nasser Kan’ani bereaksi terhadap “kejadian mencurigakan” terkait dengan penyakit anak perempuan di beberapa sekolah di negara tersebut.

“Sementara Republik Islam Iran serius dan pada tingkat maksimal dalam mengatasi masalah ini dan tim ahli dari Kementerian Kesehatan Iran sedang melakukan penyelidikan lapangan dan ilmiah, langkah Parlemen Eropa untuk mengeluarkan resolusi dan mengulangi tuduhan tak berdasar terhadap negara kita sangat mengejutkan dan disesalkan,” kata Kan’ani.

Sangat memalukan bahwa beberapa negara menggunakan tindakan tentara bayaran dan agen kejahatan ini sebagai alat untuk menodai citra Iran dan melakukan kampanye propaganda melawan Republik Islam, katanya.

Kan’ani mengatakan negara-negara tersebut juga menggunakan masalah ini sebagai “subjek baru” untuk melanjutkan permusuhan tanpa akhir mereka terhadap Iran.

“Sayangnya, Parlemen Eropa telah berubah menjadi platform bagi tokoh-tokoh mencurigakan dan ekstremis ini dengan tujuan kebencian terhadap rakyat Iran dan menyebarkan proyek Iranofobia,” kata Kan’ani.

Baca Juga : Pasukan Iran, Rusia, Cina Lakukan Latihan Militer Angkatan Laut Bersama

Anggota parlemen Eropa mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis dan menyerukan Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk melakukan penyelidikan independen terhadap gelombang keracunan yang menimpa siswi di Iran. Mosi tersebut disahkan dengan 516 suara mendukung, lima menentang dan 14 abstain.

Sejak November 2022, beberapa siswa Iran telah melaporkan gejala keracunan saat bersekolah. Wabah dimulai di pusat kota Qom sebelum meluas ke kota-kota lain. Dalam kebanyakan kasus, siswa mengalami gangguan pernapasan, mual, kelelahan dan pusing, sementara beberapa dirawat di rumah sakit.

Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengatakan peracunan itu adalah kejahatan “tak termaafkan dan besar”, dan menyerukan pihak berwenang untuk serius menyelidiki masalah ini.

Lebih lanjut Kan’ani mengatakan bahwa temuan awal pejabat kehakiman Iran mengindikasikan adanya beberapa pelaku kejahatan yang terkaid dengan hal ini dan telah teridentifikasi.

Baca Juga : AS Ambil Manfaat dari Konflik Ukraina, Ekspor Gas AS ke Eropa Meningkat 2,5 Kali Lipat

Juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan pejabat tertinggi Iran telah mengutuk tindakan tidak manusiawi dan mendesak dilakukannya penyelidikan menyeluruh atas masalah ini dan hukuman terberat bagi para pelaku.

Dia mengatakan Republik Islam Iran bertekad untuk “melakukan upaya maksimal untuk menyelidiki peristiwa tersebut terlepas dari tekanan dan perang psikologis apa pun. Iran tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk mengidentifikasi pelaku dan dalang dari peristiwa kriminal ini dan membawa mereka ke pengadilan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *