Tehran, Purna Warta – Ketua Asosiasi Perusahaan Penerbangan Iran Maqsood Asaadi Samani dalam jumpa pers menyampaikan kepada wartawan bahwa hari ini Jumat (12/8) adalah penerbangan terakhir maskapai Iran ke Malaysia dikarenakan sanksi yang diterapkan Amerika Serikat. Dilansir dari IRIB News akibat sanksi tersebut, tidak satupun bandara di Malaysia bersedia menyediakan bahan bakar untuk pesawat Iran.
Baca Juga : Tehran: AS Tidak Dapat Menutupi Kejahatan Pembunuhan Jenderal Soleimani
Dalam keterangannya, Samani menambahkan, “Selama ini Mahan Air satu-satunya maskapai yang memiliki penerbangan langsung ke Malaysia (Kuala Lumpur) yang sempat dihentikan sementara selama pandemi Covid-19. Setelah wabah Covid-19 mereda, penerbangan ke Kuala Lumpur dilanjutkan kembali, tetapi masalah lain telah mencegah satu-satunya penerbangan maskapai Iran ini ke Malaysia, sehingga penumpang Iran harus pergi ke negara ini dengan maskapai lain.”
“Hari ini – Jumat, 21 Agustus – penerbangan terakhir maskapai penerbangan Iran ke Kuala Lumpur yaitu pada pemberangkatan pukul 19:50 dan selanjutnya tidak ada maskapai penerbangan Iran yang akan memiliki tujuan ke Malaysia sampai waktu yang tidak diketahui.” Tambahnya.
Terkait alasan ditutupnya rute Tehran-Kuala Lumpur untuk maskapai penerbangan Iran, Samani menjelaskan, “Malaysia tidak lagi menyediakan bahan bakar untuk maskapai Iran karena perusahaan bahan bakar di bandara Malaysia bekerja sama dengan Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan ini telah terikat kontrak baru bahwa mereka akan akan dikenakan sanksi jika mereka menyediakan bahan bakar untuk pesawat Iran.”
Asaadi Samani kemudian menyebutkan dampak penghapusan maskapai Iran dari rute penerbangan tersebut. Ia berkata, “Tentu dengan penghapusan rute ini, kami akan kehilangan salah satu pangkalan di Asia Tenggara tempat maskapai domestik dapat terbang. Ini adalah diantara bentuk sanksi Amerika Serikat yang dikenakan pada industri penerbangan tanah air.”
Baca Juga : Mogok Makan Tahanan Palestina Sebagai Protes Penahanan Warga
Ketua Asosiasi Perusahaan Penerbangan Iran menambahkan penjelasannya terkait jumlah permintaan perjalanan pada rute Iran-Malaysia. “Sebelum pandemi, jumlah permintaan untuk rute ini terhitung tinggi, sehingga 2-3 penerbangan dilakukan per minggu. Namun sepanjang pandemi, penerbangan pada rute ini terganggu, kemudian setelah itu, ada satu penerbangan per minggu, yang akhirnya juga terputus total karena pemberlakukan sanksi atas Iran.”
Disebutkan setelah perusahaan-perusahaan pemasok bahan bakar pesawat di Malaysia mengumumkan secara resmi tidak akan memberikan pelayanan pada maskapai penerbangan Iran maka pesawat-pesawat Iran harus terbang ke bandara Bangkok di Thailand atau Dhaka di Bangladesh dengan penundaan dua jam ke Teheran setelah mengunggu penumpangnya dari Kuala Lumpur.