Damaskus, Purna Warta – Para menteri luar negeri Tunisia dan Suriah menekankan dalam percakapan telepon bahwa kedua negara bermaksud mengembalikan hubungan bilateral dan persaudaraan ke jalur normal.
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Al-Mekdad melakukan percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Tunisia Nabil Ammar pada Sabtu malam (4/3).
Baca Juga : Jumlah Korban Agresi terhadap Yaman Melebihi 13.000 Orang
Kantor berita resmi Suriah (SANA) melaporkan bahwa dalam percakapan telepon ini, Faisal Mekdad mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar Al-Assad menghargai dukungan Tunisia terkait gempa bumi baru-baru ini di negara tersebut.
Dalam percakapan ini, para menteri Tunisia dan Suriah menekankan bahwa kedua negara bersedia untuk mengembalikan hubungan bilateral dan persaudaraan ke jalur normal; Terutama melalui peningkatan level perwakilan diplomatik dan saling kunjung pejabat kedua negara.
Dalam hal ini, kantor Presiden Tunisia mengumumkan pada akhir Februari bulan lalu bahwa Presiden negara ini, Kais Saied telah memutuskan untuk meningkatkan tingkat perwakilan diplomatik Tunisia di Suriah.
Dengan menekankan sikap negaranya untuk berdiri di samping rakyat Suriah, Tunisia mengumumkan: Masalah rezim Suriah adalah masalah internal yang hanya menjadi perhatian warga Suriah sendiri, dan duta besar [Tunisia] adalah duta besar yang sah di negara [Suriah], bukan di mata rezim.
Dalam pertemuan dengan Nabil Ammar, menteri luar negeri Tunisia yang baru, Kais Saied membahas banyak titik balik yang disaksikan Suriah sejak awal abad ke-20, serta langkah-langkah yang diambil untuk memecah belah negara ini.
Sejauh ini, Tunisia telah mengirim tiga pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan, pasukan bantuan, dan tenaga medis ke Suriah.
Baca Juga : Hamas: Hubungan dengan Suriah Kembali Normal
Negara ini telah memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintah Suriah lebih dari sepuluh tahun lalu.
Pada 4 Februari 2012, mantan presiden Tunisia, Moncef Marzouki, mengumumkan pengusiran duta besar Suriah dan pemerintah Bashar Al-Assad tidak diakui serta meminta presiden negara ini untuk mengundurkan diri dari jabatannya.