Sana’a, Purna Warta – AS dan Inggris telah melancarkan serangkaian serangan udara baru terhadap sasaran-sasaran di provinsi strategis Hudaydah di bagian barat Yaman sebagai tanggapan atas serangan berkelanjutan oleh Angkatan Bersenjata Yaman terhadap kapal-kapal komersial yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah.
Kantor berita resmi Yaman, Saba, mengutip sumber keamanan yang tidak mau disebutkan namanya, melaporkan bahwa dua serangan udara menghantam daerah al-Kuwaizi di distrik al-Durayhimi pada Jumat malam (23/2). Tidak ada rincian lebih lanjut mengenai korban jiwa yang dapat diperoleh.
Baca Juga : Komandan Utama IRGC: Kami Percaya Pada Kemenangan Gaza
Perkembangan ini terjadi beberapa jam setelah pasukan AS dan Inggris melakukan tiga serangan terhadap posisi di Pelabuhan Ras Isa.
Kapal Diana Shipping menghindari Terusan Suez
Sementara itu, Diana Shipping Inc., penyedia layanan transportasi pelayaran global, mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka telah bergabung dengan perusahaan pelayaran terbesar di dunia dalam menghindari rute Terusan Suez menyusul serangkaian serangan di Laut Merah.
“Transit di Terusan Suez berjalan sekitar 40% di bawah yang terlihat pada paruh pertama bulan Desember tahun lalu. Hal ini sebagian disebabkan oleh beberapa operator termasuk kami yang menghindari kawasan tersebut,” kata Presiden Diana Shipping, Anastasios Margaronis.
Terusan ini merupakan penghubung perdagangan utama antara Eropa dan Asia, menyalurkan hampir 12% kargo global. Namun, operasi yang sedang berlangsung di Laut Merah memaksa perusahaan pelayaran untuk menggunakan rute yang lebih panjang, sehingga mengganggu jadwal mereka sekaligus menambah biaya.
Amerika Serikat dan Inggris telah melakukan serangan serupa di Yaman sejak Washington dan sekutunya menawarkan dukungan yang tidak memenuhi syarat kepada rezim Tel Aviv dan mengatakan pasukan Yaman menanggung konsekuensi serangan terhadap kapal milik Israel atau kapal dagang yang menuju ke wilayah pendudukan.
Masyarakat Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim tersebut melancarkan perang dahsyat di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina di wilayah tersebut melakukan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan.
Baca Juga : Dua Pengacara Hak-Hak Perempuan Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangan balasan.
Serangan maritim tersebut telah memaksa beberapa perusahaan pelayaran dan minyak terbesar di dunia untuk menunda transit melalui salah satu rute perdagangan maritim terpenting di dunia.
Kapal tanker harus menambah ribuan mil rute pelayaran internasional dengan berlayar mengelilingi benua Afrika dibandingkan melalui Terusan Suez.