Al-Quds, Purna Warta – Gerakan Zionis mengadakan pertemuan pertamanya pada tahun 1897 di Basel, Swiss, dan mengidentifikasi pembentukan “Tanah untuk orang Yahudi di Palestina sebagai tujuan utamanya, dan mengutip janji ilahi, sebuah ilusi tentang kembalinya orang Yahudi ke Tanah yang dijanjikan.”
Zionis berdiri dengan dukungan Inggris, pada tahun 1917, Zionis melakukan Deklarasi Balfour tentang pembentukan tanah nasional bagi orang Yahudi di Palestina yang saat itu berada di bawah pendudukan Inggris.
Di antara janji palsu Inggris ini adalah pengumuman pembentukan Israel. Sudah sejak awal Zionis merencanakan pendudukan dan menyusun rencana pembantaian dan bersiap untuk perang dan mengusir warga Palestina dari tanah mereka. Zionis mengumpulkan segala sumber kekuatan seperti uang dan militer, akibatnya, mereka menggunakan semua kekuatan mereka untuk mendapatkan kekuasaan.
Baca Juga : Iran Berikan Kontrak $500 Juta Untuk Hidupkan Kembali Sumur Minyak Produksi Rendah
Dengan mengikuti Deklarasi Balfour yang kejam, mereka mulai mendominasi tanah Palestina dan menjarah kekayaannya. Dalam situasi seperti itu, bangsa Palestina harus memenuhi perannya dalam melanjutkan rencana pembebasan dan menjaga agar api perjuangan dan perlawanan tetap menyala, dan menghancurkan rezim Israel yang korup, serta mencegah stabilitas dan legitimasinya.
Pandangan positif terhadap peran bangsa Palestina dan bangsa Arab dan Islam dalam mencapai janji akhirat merupakan bagian dari pemikiran pemikir Palestina Martir Fathi al-Syaqaqi, yang mengatakan: Tema pembebasan Palestina adalah awal pergerakan dengan menyusun rencana untuk mengatur potensi kemampuan bangsa-bangsa, serta mengarahkan pada perang habis-habisan dalam merespon Musuh.
Peran para pejuang di Palestina adalah untuk menghidupkan kembali kewajiban Jihad melawan musuh, melemahkan kekuatan mereka, mengekspos wajah jahatnya, dan menghancurkannya, serta melanjutkan perjuangan sampai terwujudnya persatuan bangsa dan realisasi kemenangan. Kita tahu bahwa bangsa akan berdiri dan bersatu dan bergerak menuju Yerusalem.
Semoga Allah merahmati Martir Fathi al-Syaqaqi yang tidak rela kecuali bangsa dan umat mencapai pemenuhan janji akhirat, seperti halnya yang disebutkan di dalam Alquran:
فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيراً
Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai.
Jadi, ketika janji akhirat terpenuhi setelah berkumpulnya orang-orang Yahudi dan migrasi mereka ke Palestina, dan dominasi, korupsi, dan kehancuran mereka di tanah itu meningkat, mereka akan menghancurkan rezim pendudukan mereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang Yahudi sendiri.
Baca Juga : Izin Bin Salman Bagi Zionis Untuk Bersenang-Senang di Pulau Tiran dan Shanafir
Seperti firman Allah Swt:
وَاِنْ عُدْتُّمْ عُدْنَاۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكٰفِرِيْنَ حَصِيْرًا
Akan tetapi, jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu). Kami jadikan (neraka) Jahanam sebagai penjara bagi orang-orang kafir.