Al-Quds, Purna Warta – Para suporter klub sepak bola Israel, Maccabi Tel Aviv, memicu kecaman dan kemarahan saat pertandingan Liga Europa di Jerman setelah melantunkan seruan kebencian, ancaman kekerasan seksual, serta melakukan gestur salam Nazi.
Dalam pertandingan Liga Europa antara Maccabi Tel Aviv dan Stuttgart pada Kamis, para pendukung Israel tersebut melontarkan berbagai yel-yel bernada kebencian dan kekerasan yang menargetkan warga Arab, Muslim, dan Palestina.
Rekaman video dan unggahan di media sosial memperlihatkan para suporter menyanyikan lagu-lagu ofensif yang memuat seruan pembunuhan, pemerkosaan, serta ancaman brutal lainnya.
Sebagian yel-yel tersebut mengejek penderitaan anak-anak Gaza, termasuk lirik seperti, “Tidak ada sekolah di Gaza karena tidak ada lagi anak-anak.”
Yel-yel lainnya bahkan lebih ekstrem, dengan ancaman vulgar seperti, “Kami akan meminum darah kalian dan memperkosa putri-putri kalian,” serta, “Kalian pelacur Arab,” yang menggemakan slogan terkenal di kalangan pendukung Maccabi.
Perilaku mengejutkan di jantung Jerman ini semakin meningkatkan kekhawatiran terkait kebencian anti-Palestina di stadion-stadion Eropa serta ideologi ekstrem di kalangan sebagian suporter Israel.
Otoritas Jerman pada Jumat meluncurkan penyelidikan setelah sekelompok pendukung Maccabi melakukan salam Nazi ke arah petugas kepolisian.
Kepolisian Stuttgart juga menyatakan bahwa enam suporter sempat ditahan sementara sebelum pertandingan karena berulang kali menyalakan kembang api, dan mereka dikenai larangan masuk stadion.
Pada November 2024, pertandingan Liga Europa antara Ajax Amsterdam dan Maccabi Tel Aviv juga berujung ricuh setelah suporter Israel melontarkan hinaan anti-Palestina dan Islamofobia, serta menyerang pendukung lawan.
Usai insiden tersebut, Wali Kota Amsterdam Femke Halsema menyatakan bahwa pendukung Maccabi tidak lagi diterima di kota tersebut.
Maccabi Tel Aviv, yang saat ini berada dalam peninjauan oleh Uni Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA), berpotensi menghadapi sanksi atau skorsing seiring meningkatnya sorotan terhadap genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, partisipasi Israel dalam ajang olahraga internasional semakin mendapat perhatian dan kritik, dengan berbagai organisasi hak asasi manusia serta anggota komunitas internasional menyerukan agar tim-tim Israel dilarang mengikuti kompetisi olahraga di seluruh dunia.


