Al-Quds, Purna Warta – Pasukan Israel menembak mati seorang remaja Palestina berusia 19 tahun di Gaza utara, sementara militer terus melancarkan serangan yang secara terang-terangan melanggar gencatan senjata dengan gerakan perlawanan Palestina, Hamas.
Remaja Palestina tersebut ditembak dan tewas pada Sabtu dini hari oleh pasukan pendudukan Israel di Jabalia, Jalur Gaza bagian utara.
Otoritas kesehatan Gaza mengidentifikasi korban sebagai Muhammad Sabri al-Adham, 19 tahun.
Pembunuhan ini terjadi di tengah aksi militer genosida Israel yang terus berlangsung, termasuk serangan udara dan penghancuran rumah-rumah warga sipil.
Warga melaporkan adanya serangan Israel di kawasan al-Tuffah, sebelah timur Kota Gaza, serta di wilayah utara Rafah.
Pasukan Israel juga terus merobohkan rumah-rumah warga di sebelah timur Khan Yunis, Gaza selatan. Serangan-serangan tersebut berlanjut meskipun gencatan senjata telah diberlakukan sejak 10 Oktober.
Sejak saat itu, militer Israel telah menewaskan lebih dari 385 warga Palestina dan melukai lebih dari 1.010 lainnya.
Sejak dimulainya agresi genosida Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, rezim tersebut telah menewaskan sedikitnya 70.354 warga Palestina—sebagian besar perempuan dan anak-anak—serta melukai lebih dari 171.030 orang lainnya.
Ribuan korban agresi Israel masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan, sementara tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.
Pasukan Israel Intensifkan Penggerebekan di Tepi Barat yang Diduduki
Pasukan Israel juga melancarkan gelombang penggerebekan di berbagai wilayah Tepi Barat yang diduduki pada Jumat malam, dengan menargetkan kota-kota dan kamp pengungsi di Tubas, Bethlehem, Ramallah, dan Jericho.
Di Tammun, tenggara Tubas, patroli militer Israel menyerbu kota tersebut, menggeledah sejumlah lingkungan, serta menggerebek rumah-rumah mantan warga yang sebelumnya diculik, sebelum akhirnya mundur.
Di Tuqu’, tenggara Bethlehem, pasukan Israel dikerahkan di pusat kota dan menembakkan granat kejut serta gas air mata.
Di al-Mughayyir, timur laut Ramallah, pasukan Israel memasuki kota dengan kendaraan lapis baja, memicu bentrokan di mana tentara melepaskan tembakan peluru tajam ke arah warga.
Bentrok serupa terjadi di Silwad, sebelah timur Ramallah, setelah pasukan Israel melakukan penggerebekan lain dan mengerahkan patroli darat.
Komunitas di wilayah timur dan timur laut Ramallah terus menghadapi serbuan berulang, bersamaan dengan serangan para pemukim Israel terhadap rumah, tanah, dan properti warga Palestina—tindakan yang secara luas dikecam sebagai ilegal menurut hukum internasional.
Pasukan Israel juga menggerebek Kamp Pengungsi Aqabat Jaber serta sejumlah kawasan di Jericho, membanjiri wilayah tersebut dengan kendaraan militer dan menembakkan gas air mata saat berpatroli di jalan-jalan.
Sejak 7 Oktober 2023, pasukan dan pemukim Israel telah menewaskan lebih dari 1.085 warga Palestina, melukai lebih dari 10.700 orang, serta menculik sedikitnya 20.500 lainnya di Tepi Barat yang diduduki. Angka-angka ini menunjukkan berlanjutnya kekerasan sistematis dan hukuman kolektif terhadap penduduk Palestina.


