Netanyahu Merespons Kesepakatan AS-Ansharullah: “Israel Akan Bertahan Sendiri”

Netanyehu

Al-Quds, Purna Warta – Pernyataan ini muncul setelah keputusan pemerintahan Trump untuk menghentikan serangan terhadap Yaman tanpa koordinasi dengan Tel Aviv, memicu ketidakpuasan di kalangan politik rezim Zionis.

Beberapa media Israel menggambarkan langkah AS ini sebagai bentuk “ketidakpercayaan” terhadap Israel, bahkan menyebutnya sebagai “pengesampingan sepihak” terhadap sekutu lama Washington di kawasan.

Kantor berita resmi Oman pada Selasa malam (4/5) mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri negara itu: “Setelah serangkaian dialog dan kontak terakhir antara Kesultanan Oman, AS, dan otoritas terkait di Sana’a untuk meredakan ketegangan, upaya ini berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak.”

Juru bicara itu menambahkan bahwa di masa depan, “tidak ada pihak yang akan menargetkan satu sama lain – termasuk kapal-kapal AS di Laut Merah dan Bab al-Mandeb – serta menjamin kebebasan navigasi dan kelancaran lalu lintas maritim komersial internasional.”

Pemerintah Oman menyampaikan apresiasi kepada kedua belah pihak atas pendekatan konstruktif mereka yang membuahkan hasil positif ini, sekaligus berharap langkah ini dapat memajukan penyelesaian sejumlah isu regional menuju keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan bagi semua.

Sebelumnya, Donald Trump mengklaim bahwa serangan AS ke Yaman akan dihentikan, dan mengatakan akan mengumumkan “kabar penting” sebelum kunjungannya ke Timur Tengah.

Presiden AS itu mengklaim: “Kelompok Houthi menyatakan tidak ingin lagi berperang. Mereka menyerah, dan kami akan menghormatinya dengan menghentikan pemboman – berlaku segera.”

Marco Rubio, Menteri Luar Negeri AS dan penasihat keamanan nasional sementara Trump yang hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan: “Houthi adalah kelompok bersenjata canggih yang mengancam pelayaran global. Tujuan kami adalah menghentikan ancaman ini. Jika ancaman itu berakhir, kami juga bisa menghentikan operasi.”

Menariknya, rezim Zionis baru saja melancarkan serangan udara intensif terhadap Sana’a (ibu kota Yaman) dan bandara internasionalnya beberapa jam sebelum pernyataan Trump.

Analisis Konteks:

  1. Posisi Netanyahu – Menegaskan doktrin “self-reliance” Israel di tengah ketergantungan historis pada dukungan AS.

  2. Dinamika Regional – Kesepakatan AS-Houthi mencerminkan pergeseran strategi Washington yang berpotensi mengisolasi Israel.

  3. Ironi Waktu – Serangan Israel ke Yaman tepat sebelum pengumuman Trump mengindikasikan kemungkinan “policy gap” antara kedua sekutu.

Dampak Potensial:

  • Bagi Palestina – Meningkatkan tekanan pada Hamas dan kelompok perlawanan lain untuk mencari penyelesaian di luar kerangka AS.

  • Bagi Yaman – Gencatan senjata ini bisa menjadi pintu masuk rehabilitasi infrastruktur setelah perang panjang.

Dengan nada tegas, Hamas dalam pernyataan terpisah mengecam “kedangkalan moral AS” yang dianggap mengorbankan rakyat Yaman dan Palestina untuk kepentingan geopolitik sesaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *