Mengapa Israel Menyembunyikan Operasinya di Gaza?

Coceal

Gaza, Purna Warta – Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Eyal Zamir, Kepala Staf Militer Israel, dan Effie Defrin, juru bicara militer, secara sengaja menyembunyikan informasi tentang operasi militer yang sedang berlangsung di Gaza serta jumlah korban sipil. Mereka menekankan kebijakan sensor dan kerahasiaan. Ini terjadi di tengah menurunnya dukungan publik di Israel untuk melanjutkan perang.

Surat kabar tersebut menyebutkan dua alasan utama yang dikemukakan militer Israel atas kebijakan kerahasiaan ini:

  1. Untuk mencegah Hamas, Gerakan Perlawanan Islam, mendapatkan informasi mengenai sifat dan rute operasi yang sedang berlangsung.

  2. Pimpinan militer lebih memilih melaksanakan operasi tanpa pengumuman publik dan baru mengungkapkan rincian setelah hasil yang diinginkan tercapai.

Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh Eyal Zamir, yang dalam pidato pelantikannya mengakui bahwa “Hamas belum dikalahkan, dan kita akan menghadapi perang kelelahan multi-front selama bertahun-tahun ke depan.”

Yedioth Ahronoth mencatat bahwa selama operasi darat tahun lalu di Gaza, militer Israel memberikan pembaruan harian mengenai perkembangan perang dan mengizinkan jurnalis membuat laporan lapangan serta mewawancarai tentara. Tujuannya adalah menyampaikan suara para tentara dan perwira kepada keluarga mereka dan masyarakat Israel.

Namun saat ini, bahkan menampilkan wajah tentara dan perwira di bawah pangkat brigadir jenderal pun dilarang. Larangan ini dibenarkan dengan alasan kekhawatiran terhadap potensi tuntutan hukum internasional di luar wilayah pendudukan Palestina karena dugaan kejahatan perang.

Laporan itu juga menyatakan bahwa kebijakan diam dan sensor ini sangat menguntungkan elit politik rezim Israel, terutama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang sedang diselidiki oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Dalam media Israel, operasi darat yang sedang berlangsung secara menyesatkan digambarkan sebagai kelanjutan serangan terhadap Hamas atau bahkan sebagai awal perang besar-besaran yang baru.

Laporan itu melanjutkan: Penyesatan ini memungkinkan faksi sayap kanan dalam kabinet percaya bahwa militer sedang menghancurkan Hamas, yang kemudian memungkinkan kembalinya Itamar Ben-Gvir ke kabinet dan meredakan ancaman Bezalel Smotrich untuk keluar dari pemerintahan. Namun tampaknya baik Ben-Gvir maupun Smotrich sadar akan kenyataan sebenarnya atau secara tidak sadar turut terlibat dalam menipu diri mereka sendiri dan publik, karena Hamas tetap tangguh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *