Purna Warta – Pada 27 November 2020, sekitar pukul 14:30 waktu setempat, salah satu ilmuwan nuklir paling senior Iran dibunuh di kota Absard, timur Teheran, dalam operasi teroris yang terorganisir dengan baik yang tampaknya terkait dengan rezim di Israel.
Lahir di kota Qom pada tahun 1957, Mohsen Fakhrizadeh memiliki gelar master dalam fisika nuklir dan pernah menjadi brigadir jenderal Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Dia memulai aktivitasnya pada tahun 1983, ketika unit penelitian nuklir khusus IRGC, yang dikenal sebagai tim-32, dibentuk.
Fakhrizadeh menjabat sebagai profesor fisika di Universitas Imam Hussein di Teheran dan mengepalai Malek Ashtar University of Technology.
Pada saat dia tewas terbunuh, ilmuwan itu adalah wakil menteri pertahanan dan kepala Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan (SPND) Kementerian Pertahanan Iran.
Fakhrizadeh dimasukkan dalam daftar sanksi oleh Dewan Keamanan PBB pada tahun 2007 sebagai ilmuwan senior di Kementerian Pertahanan Iran dan mantan kepala Pusat Penelitian Fisika (PHRC).
Dia adalah satu-satunya ilmuwan Iran yang namanya disebutkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam presentasi di televisi tahun 2018.
Selain perannya dalam program nuklir Iran, Fakhrizadeh baru-baru ini terlibat dalam pengembangan kit pengujian virus korona pertama Iran dan salah satu proyek vaksin negara itu untuk melawan wabah tersebut.
Baca juga: Terima Kasih UNHCR kepada Iran